16 : I Hate This Story

306 49 26
                                    

Revisi
[28 Mei 2020]

Manusia itu egois. Datang karena sepi, meninggalkan karena tak sehati, menjatuhkan karena terasa terlalu baik di hati.

~Batasan Agamaku~

...

UN IPA dan Bahasa Inggris menungguku. Aku sangat menyukai mata pelajaran ini. Terkhususnya bahasa Inggris. Itu udah menjadi pelajaran favoritku dari SMP.

"Alhamdulillah selesai juga ya UN kita, aku sudah tidak sabar untuk lulus SMA." Syukur Faida dengan senyum sumringahnya. Sama seperti Faida aku juga sangat ingin cepat-cepat lulus SMA. Karena aku sudah ada tawaran pekerjaan yang aku inginkan dari dulu.

"Yaelah seneng amat buk, kayak' habis lulus udah ada yang ngelamar aja." Ujar Arin asal-asalan yang diakhiri cubitan dilengannya.

"Emang kamu nggak pengen lulus apa?" Tanya Faida sinis kepada Arin. Entah mengapa ada rasa kesal diwajah Arin sepertinya benar kata Faida. Arin kayaknya enggak mau lulus. Ataghfirulloh... hatiku langsung beristighfar seraya aku mengucapkan kalimat itu tadi.

"Ya pengenlah,, tapi kan...." Arin menjeda kalimat yang akan ia ucapkan spontan aku dan Faida penasaran dan menatap lekat-lekat wajah Arin. "Aku nggak bisa ketemu lagi sama Frans." Sambungnya.

Aku kesal dengan jawaban si Arin, sudah ku perhatikan alasan Arin kenapa wajahnya kesal mendengar kata lulus, eh malahan jawabannya nglantur nggak jelas. Kulihat ekspresi yang sama di wajah Faida.

"Ya ampunn kirain kenapa, eh malahan jawabannya begitu, nggak penting." Sahut Faida dengan nada kesal. Ya, memang Faida kesal dengan manusia yang bernama Arin, terlihat jelas dari wajahnya.

"Nggak penting kamu bilang, coba kamu bayangin kamu berpisah sama orang yang selama ini kamu suka. Berat kan?" Ucap Arin menaikan volume bicaranya,, sepertinya Arin sudah marah nih sama Faida. Solanya kalau Arin mulai berteriak itu tandanya ia sudah marah.

"Nggak akan." Kata Faida singkat. Perkataan Faida sangat memancing emosi Arin.

"Ya iyalah kan lo nggak pernah suka sama cowok,, nggak Normal." Kata Arin dengan nada ketus dan senyum smirk yang menghiasi wajahnya. Arin tampak menakutkan, bahkan dia menyebut Faida dengan sebutan 'lo' itu tandanya emosi Arin tidak terkontrol.

Aku bingung bagaimana melerai mereka berdua, pasalnya mereka itu sama-sama salah. Ini nih yang paling aku nggak suka dari sifat mereka berdua.

Faida suka memancing emosi dan kurang pengertian dan si Arin mudah marah, semua ucapan yang Faida lontarkan langsung dimasukkan didalam hatinya, ini nggak baik, karna sifat ini akan menimbulkan penyakit hati, ujung-ujungnya akan menjadi dendam dan iri hati.

"Kok lo nyolot sih, gue bicara baik-baik sama lo. Dan lo bilang gue nggak normal ha? lo punya otak nggak sih?" Sanggah Faida lalu pergi begitu saja meninggalkan kami berdua.

Ini yang aku nggak suka sifat dari Faida, jika ada masalah langsung pergi, enggak diselesaikan dulu secara baik-baik. Ku lihat Faida sudah pergi naik angkot. Dan tinggalah kami berdua yang sedang duduk di pinggir taman.

Ku lihat wajah Arin penuh amarah, aku heran sama dua sahabatku ini, masalah kecil aja jadi besar kek gini. Bicara mereka juga sudah tidak sopan lagi,, aku ingin menenangkan Arin tapi aku takut jika emosi Arin meledak lagi, pasalnya Arin mempunyai penyakit darah tinggi.

Arin dari SD kelas 5 sudah mempunyai penyakit itu. Kata Arin awal mulanya penyakit itu muncul saat Arin menolak untuk diajak ke Indonesia.

Yap Arin dulu tinggal di Korea Selatan bersama Omma (mama), Appa (papa), Oppa (Kakak laki-laki) dan yeodongsaeng (Adik perempuan), tapi yang pindah ke Indonesia hanya Arin dan Appa nya.

BATASAN AGAMAKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang