28 : History In South Korea

395 42 23
                                    

Revisi
[30 Mei 2020]


Cinta pertama? Apa itu mungkin? Rasanya tidak, karena aku tidak terlalu menyukai kepribadiannya
~Aisha Ariqa Bhalwes~
...

Jangan pernah menyangkal sesuatu yang terjadi padamu, mungkin itu cara Allah memperlihatkan kepadamu.

~Batasan Agamaku~

...

"Rin temenin aku ya please." Ucapku membujuk Arin, bahkan sekarang aku lagi masang wajah terimut aku untuk membujuk seseorang.

Arin yang sedang menutup laptop memperhatikanku "apaan sih Sha, jangan pasang wajah begitu." Katanya terus memalingkan wajahnya.

"Makanya Rin temenin aku, ya...ya."

Aku terus mengikuti kemanapun Arin pergi di rumah ini. Arin menjadi risih dan menghentikan langkahnya.

"Bukannya ada pemandu dari kantor?"

"Iya..ada sih, tapi cowok Rin, orangnya jorok sekali." Jawabku, sesekali aku jijik saat mengingat kejadian itu.

Arin menatap mukaku "yee, awalnya bilang jorok. Ntar lama-kelamaan jadi suka." Ejeknya lalu Arin mengoleskan lipstick di bibirnya.

"Ko gitu sih.. Rin ayolah."

"Maaf Aisha sayang, ada cowok yang mengajakku kencan hari ini." Sahutnya, aku menyipitkan mataku sangking terkejutnya.

"Cowok? Sejak kapan kamu ada janji sama cowok?" Tanyaku, ini bukan Arin yang dulu saat SMA. Arin sekarang sudah berani menyebut kencan dengan cowok.

"Ga tahu, kemarin lusa mungkin. Aku dan dia sekampus loh nantinya." Ucapnya girang.

Aku menghela napas "yaudah deh, ntar aku berangkat sendiri." Ucapku pasrah, semoga cowok itu tidak sejorok waktu pertama kali bertemu.

"Yang seneng dong wajahnya." Katanya sambil membentuk senyuman di bibirku.

"Oh, iya. Kalau nanti aku udah jadian, aku kasih PJ deh. Tenang aja." Kata Arin sambil menaik-turunkan alisnya.

"Okay, kalau begitu. Aku berangkat sekarang. Sukses ya nanti. Bye." Amit Arin lalu melangkah keluar dari kamar.

"Iya, amiiinn." Jawabku.

Aku menyiapkan beberapa barang yang dibutuhkan, seperti kamera, buku, alat tulis dll. Tempat pertama yang ingin aku kunjungi adalah Desa Hanok Bukchon dan Istana Gyeongbokgung.

Tiba-tiba ponselku berdering, aku melihat dari layar siapa yang menelponku saat ini. Hah, ternyata Seok Hyun. Dari kemaren selalu saja mengganggu ketenanganku.

"Halo Aisha."

Kenapa dia tidak mengucapkan salam ya? Apa dia non-islam?

"What os wrong?"

"Aku udah di depan rumahmu nih. Buruan keluar!"

Depan Rumah?

Jadi dia sedang ada di...., aku berjalan ke jendela lalu melihat keluar. Dan benar saja dia di bawah sedang melambai-lambai ke arahku.

"Aku turun."

Aku memakai jaket lalu mengambil tasku dan melangkah turun dari tangga. Rumah Arin sepi, karena seluruh keluarganya juga sedang pergi. Lira sekolah, Oppa Gyung Dam kerja, mama dan papa Arin entah kemana.

BATASAN AGAMAKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang