07 : Selamat datang Cinta

1.4K 134 0
                                    

Revisi
••••••••••••

PADI dengan lembut mengayun pelan menciptakan sebuah gerakan yang berirama.

Aku menyandarkan tubuhku pada sebuah pohon Asam yang berada tepat di atas kotakan sawah. Menarikan bolpoin di atas secarik kertas.

Dan pada akhirnya, kamu berhasil membuat aku kembali menumbuhkan rasa yang pernah lenyap....

Alyn-

Aku tersenyum tipis saat berhasil menyelesaikan sebuah puisi untuknya. Pada akhirnya, aku yang kalah. Aku kalah dalam menahan hasrat tentang cinta.

Pada akhirnya aku harus benar-benar menyadari bahwa telah menaruh harap pada sosok laki-laki yang bernama Aldi Ramadhan.

"Asekkk!" Aku tersentak saat seseorang mengejutkanku.

"Zakira!" ucapku ketus membuat ia mendudukkan diri tepat di sampingku.

"Kamu berhasil menumbuhkan rasa yang pernah lenyap... Huu... Siapakah itu?" ejek Zakira. Sepertinya ia membaca sebagian puisiku.

"Diem!" ucapku sambil menutup buku itu dengan kesal.

"Eh Sha, ngambil Asam yuk!" ajaknya sambil beranjak. Menatap buah Asam di atas kepalanya.

"Nggak ah, buat apa?" balasku tanpa mengalihkan pandangan dari hamparan padi.

"Ya buat di makanlah!" Gerutunya. Lalu aku melihat Zakira membawa galah yang kebetulan bersender di pohon Asam itu.

Melihat ia yang berkali-kali mencoba menjatuhkan buah Asam. Membuat aku ingin terkekeh geli.

"Sha! Bantuin!" ia meminta tolong sambil terus berjuang menjatuhkan buah Asam di atasnya.

"Aku bantu doa," timpalku membuat ia menggerutu kecil.

Prak!

Aku tertawa saat melihat buah Asam itu terjatuh tepat di atas kepala Zakira. Allah, kenapa hal ini terlihat sangat lucu di mataku?

"Aww... Sha, jangan ngetawain atuh!" gerutunya sambil mengelus kepalanya yang tertutupi khimar.

"Iya maaf," ucapku sambil menghentikan tawa. Lalu ia kembali beralih mendudukkan tubuhnya tepat di sampingku.

Membuka kulit buah Asam lalu memakannya membuat aku meringis.

"Kenapa?" ia bertanya sambil terus memakan Asam yang terlihat masih muda itu. Dengan susah payah, aku menelan salivaku. Menatapnya dengan pandangan ngeri.

"Kamu ngidam?" aku bertanya, membuat ia memukul tanganku.

"Enak amat itu ngomong," balasnya kesal.

"Ra, itu rasanya masam loh." ucapku masih dengan raut menahan rasa masam, seperti aku yang memakannya.

"Namanya juga Asam Lesh, ya pasti rasanya masam. Kalo manis itu, aku," balasnya membuat aku menatap ia sinis.

"Eh iya? Udah daftar ke universitas mana Lesh?" raut wajahku berubah sendu. Menatapnya yang masih menikmati rasa Masam.

"Nggak tahu," balasku membuat ia menoleh. "Kok? Aku sama Ima mau lanjut di Kairo loh," aku tersenyum tipis mendengar ucapannya.

"Serius? Selamat ya? Betah-betah di sana." timpalku sambil menipiskan senyuman.

Aku masih belum tahu, apakah aku masih bisa lanjut untuk kuliah atau tidak.

Ketetapan Cinta Dari-Nya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang