Revisi
••••••••••••"BEGINI Pak, ketika kepala terbentur kencang, maka ada kemungkinan dinding otak mengalami cedera berupa retak. Kepala yang terbentur tersebut meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap amnesia." aku tertegun. Amnesia? Apakah tadi itu Kak Zulfan memang benar-benar tidak mengingat aku?
Aku masih berdiri menatap Kak Zulfan yang tengah menatapku seperti orang asing. Bahkan dia tidak mengenal aku sama sekali. Tapi, anehnya kenapa dia tetap mengenali Umi, Abi dan Teh Laras.
"Kenapa dia hanya tidak mengingat Alesha dok?" tanya A Naufal.
"Pak Zulfan, menderita cedera kepala sedang yang dapat menyebabkan gangguan sementara pada fungsi otak, dalam waktu yang lebih lama. Hal ini hanya menyebabkan dia kehilangan ingatan dari beberapa tahun kebelakang sampai sebelum ia kecelakaan. Sisinya ia masih mengingat dengan jelas."
"Selain itu, cedera kepala juga dapat dibedakan menjadi cedera kepala terbuka dan tertutup. Cedera kepala terbuka adalah apabila cedera menyebabkan kerusakan pada tulang tengkorak sehingga mengenai jaringan otak. Sedangkan cedera kepala tertutup adalah bila cedera yang terjadi tidak menyebabkan kerusakan pada tulang tengkorak, dan tidak mengenai otak secara langsung."
"Untungnya Pak Zulfan mengalami cedera kepala tertutup, sehingga tidak mengenai otak secara langsung. Jika sampai mengenai otak secara langsung, itu bisa berakibat fatal, karena bisa menyebabkan kematian." aku menatap Kak Zulfan yang kini telah menatap Teh Laras dengan senyuman di wajahnya.
"Apa yang harus kami lakukan agar ingatannya kembali?" tanya Abi.
"Jangan pernah memaksa ia ingat segalanya, perlahan-lahan saja. Akan sangat sulit untuk menerima kenyataaan jika saat ini ia mengalami hilang ingatan Pak, Bu. Dan harus dia harus sering-sering terapi."
Setelah dokter yang menangani Kak Zulfan pergi, Kak Zulfan kembali menatapku dan Teh Laras secara bergantian, "Syntia, apa saya mengenal perempuan itu?" tanyanya membuat aku menatapnya dengan pandangan berkaca.
"Zulfan, dia istri kamu nak. " jelas Umi membuat Kak Zulfan menaikkan satu alisnya.
"Bagaimana mungkin saya menikah dengan perempuan yang tidak saya kenal Umi. Saya hanya mencintai Syntia.. ." aku tersenyum miris.
"Tapi, sayang Ale-"
"Umi.... " potongku membuat semua orang di dalam ruangan itu menatapku. "A...aku pulang," pamitku sambil berlari keluar ruangan.
Aku menakan dadaku yang sangat terasa sesak, membenturkan sedikit tubuh pada dinding yang berada di lorong rumah sakit yang tampak sepi. Aku menatap langit-langit sambil kembali memutarkan ucapan Kak Zulfan menit lalu.
"Syntia, apa saya mengenal perempuan itu?"
"Bagaimana mungkin saya menikah dengan perempuan yang tidak saya kenal.... Saya hanya mencintai Syntia...."
Jika ini balasan karena ia marah dengan ucapanku sebelum kecelakaan itu, dia sangat keterlaluan. Dia bahkan mengatakan cinta pada orang lain di hadapan istrinya sendiri.
Namun, jika ia benar-benar terkena amnesia, apakah aku sanggup untuk mendengar jika ia masih mencintai masa lalunya? Atau dari sebelum dia amnesia pun, sebenarnya dia memang selalu mencintai Teh Laras?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketetapan Cinta Dari-Nya [END]
Teen FictionBagaimana jika melihat cinta pertama pergi tanpa mengucapkan sebuah salam perpisahan? Menciptakan luka dan duka bersamaan. Sampai di hadirkan dengan seseorang yang mampu kembali membuat kamu percaya adanya cinta. Namun, saat benar-benar di...