Revisi
•••••••••••••KENINGKu tertaut sambil menatap apa yang akan di lakukan laki-laki di depanku, yang telah menarikku secara tiba-tiba.
"Ini punya lo kan?" mataku beralih menatap tespek dan surat pemeriksaan yang saat itu aku jatuhkan di depan kamar inap Teh Laras.
Aku kembali menatap wajahnya, tidak mengerti dengan apa yang ia maksud dengan semua ini.
"Gue tahu sekarang lo sedang mengandung anak Zulfan. Gue tahu lo dan Zulfan sudah saling mencintai. Tapi lo bisa lihatkan? Bahagia Zulfan hanya dengan Syntia," aku menatapnya dengan tajam. Apa ini?
"Mas Faris-"
"Gue tahu lo akan memprotes ucapan gue. Tapi dari awal seharusnya lo sadar kalo lo nggak akan bisa menggantikan posisi Syntia dia hati Zulfan."
"Dari awal gue udah ingetin lo kan? Dari awal gue udah kasih aba-aba, dengan apa yang bakal lo hadapi setelah acara pernikahan."
"Gue tahu lo berhak bahagia, tapi Syntia jauh lebih berhak bersama Zulfan. Lo nggak bisa seenaknya rebut Zulfan dari Syntia. Karena Syntia perempuan pertama di kehidupan Zulfan dan lo cuma di jadikan pelampiasan."
"Cukup!" bentakku, mataku kembali berkaca-kaca mendengarnya. A Naufal benar, seharusnya aku tidak datang ke sini, ini hanya untuk menambah luka baru. Tapi, jika aku tidak datang, bukankah aku tidak akan melihat sebuah kenyataan jika Kak Zulfan masih sering ke sini?
"Mas Faris mengatakannya tanpa tahu bagaimana keadaan perasaan aku. Di mana hati Mas Faris? Setelah tahu aku sedang mengandung anak dari sepupu Mas Faris, Mas Faris tetap memaksa aku untuk meinggalkan."
"Coba saja Mas Faris berada di posisi aku! Mas Faris rasakan bagaimana rasanya dipaksa melepaskan orang yang Mas Faris sayang!"
"Gue pernah!" teriaknya membuat aku tersentak. Bahkan air mata itu mulai keluar dengan sendirinya.
"Gue pernah dipaksa melepaskan orang yang gue sayang! Tapi gue nggak seegois lo Alesha, gue lebih mementingkan kebahagiaan orang yang gue sayang di atas kebahagiaan gue!" aku tertegun, apakah aku pantas dikatakan egois demi untuk mempertahankan keutuhan rumah tanggaku sendiri? Aku yang menjalani, aku yang tahu bagaimana perasaan ini. Mereka tidak akan paham.
Karena, sedetail apapun aku menjelaskan keadaan, mereka tidak akan paham. Karena mereka bukan aku. Karena yang paham tentang aku, hanya diriku sendiri.
"Gue mencintai Syntia, Alesha! Gue mencintai perempuan yang mencintai sepupu gue!" teriaknya membuat aku tersentak.
Jadi Mas Faris mencintai Teh Laras? Dan ini alasan kenapa Atifa mengatakan, jika Mas Faris bahagia pernikahan Kak Zulfan dan Teh Laras batal?
"Bukan hanya lo! Gue juga pernah berada di posisi itu! Tapi gue nggak egois, gue tahu bahagia Syntia bersama Zulfan." aku menggeleng tidak dengan ucapannya
"Mas Faris salah, seharusnya Mas Faris memperjuangkan cinta itu, bukan memaksakan aku untuk melepas Kak Zulfan... Bukankah Mas Faris tahu, dosa memutuskan ikatan suci pernikahan?" lirihku, aku menggigit bibir bawah saat merasakan kram di bagian perutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketetapan Cinta Dari-Nya [END]
Teen FictionBagaimana jika melihat cinta pertama pergi tanpa mengucapkan sebuah salam perpisahan? Menciptakan luka dan duka bersamaan. Sampai di hadirkan dengan seseorang yang mampu kembali membuat kamu percaya adanya cinta. Namun, saat benar-benar di...