09 : Kesejukan hati

1.2K 127 7
                                    

Revisi
••••••••••••

SETELAH mengatakan itu, akhirnya A Naufal dan Ibu dengan berat hati memberikan izin untukku pergi ke Pesantren Teh Laras.

Mungkin hanya satu tahun aku tinggal di sana. Karena setelahnya aku akan pergi untuk menuju Madinah.

"Alesha!" aku tersentak saat melihat Teh Laras yang berlari ke arahku.

Aku menatapnya sambil meneruskan kegiatan menjemurkan pakaian di gezebo belakang.

"SHA!" ia meneriakiku membuat aku membekap mulutnya.

"Ih! Berisik Teteh." ucapku membuat ia mengerucutkan bibirnya.

"Sha, ih liat deh!" aku beralih menatap ia yang sedang memamerkan sebuah gelang berliontin love.

"Dari siapa?" tanyaku sambil menyentuh gelang yang tampak indah itu.

"Calon suami." balasnya sambil tersenyum malu.

"Serius?" tanyaku sambil menatapnya tersenyum.

"Doain aja. Teteh sama dia ketemu nggak sengaja tahu Sha, terus tadi pas ketemu lagi di masjid, saat Teteh nganter ustadzah pengajian, ternyata Teteh di pertemukan lagi,"

"Terus dia bilang ingin memiliki hubungan serius dengan Teteh, tapi dia harus menyelesaikan S3 nya di Universitas Islam Madinah. Dia janji akan bertemu Abi setelah wisudanya Sha." jelasnya sambil tersenyum bahagia. Aku yang melihatnya hanya bisa ikut tersenyum. Merasakan bahagia yang ia rasakan.

"Teteh mencintainya Sha, sangat." ucapnya membuat aku tersenyum tipis. Aku juga mencintai Aldi, sangat.

***

Satu tahun berlalu, aku merasakan khimarku yang tertiup angin. Memegang niqab yang aku kenakan agar tidak terbawa angin.

Sudah 5 bulan ini aku terbiasa memakai niqab. Aku tertampar oleh ayat Al-Quran.

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ

"Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari balik hijab." (QS. Al Ahzab: 53).

As Sa'di rahimahullah menjelaskan:

يكون بينكم وبينهن ستر، يستر عن النظر، لعدم الحاجة إليه. فصار النظر إليهن ممنوعًا بكل حال

"Maksudnya, hendaknya antara engkau (lelaki) dan para istri Nabi ada penghalang yang menghalangi pandangan. Karena tidak ada kebutuhan untuk memandangnya. Maka dari sini, lelaki memandang wanita (yang bukan mahram) hukumnya terlarang dalam keadaan apapun." [2]

Jaman sekarang, banyak laki-laki yang memilih wanita karena kecantikan rupa. Aku takut jika di sukai karena keelokan rupa, bukan akhlak.

Dan pada akhirnya, aku memilih untuk menutup wajahku. Hanya mengizinkan orang-orang tertentu menikmatinya.

Membenarakan tataan khimarku, aku kembali tersenyum sambil menatap balutan gamis berwarna pink yang aku kenakan.

Hari ini, hari membahagiakan untuk Teh Laras. Dia akan melepaskan masa lajangnya. Ijab kabulnya di lakukan di gedung milik calon suaminya itu. Dan sekarang, aku tengah bersiap sambil menunggu Teh Laras yang masih di dandani.

Ketetapan Cinta Dari-Nya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang