26 : Mencintaimu

1.5K 129 10
                                    

Revisi
••••••••••••

"APAKAH bersamaku adalah sebuah kesalahan?" Kak Zulfan mengambil alih Al-Quran di pangkuanku. Ia meletakannya di atas nakas, lalu kembali menatap ke arahku.

"Siapa Syntia itu Kak?" aku kembali bertanya saat ia tidak merespon apapun.

"Sha, itu bukan hal yang penting."

"Bukan hal yang penting? Kakak fikir aku akan baik-baik saja saat mendengar suamiku sendiri mengatakan sebuah penyesalan karena telah meninggalkannya?" balasku dengan nafas tercekat.

"Sha?"

"Aku selalu bertanya, siapa Syntia itu sebenarnya? Kenapa pertanyaan itu seperti sangat sulit untuk Kakak jawab?!" Ia masih diam tanpa mengatakan apapun.

"Setidaknya aku tidak akan salah faham jika seandainya sesuatu yang tidak di inginkan terjadi di masa depan," desakku.

"Dia.... mantan, calon istri saya,"

Deg!

Aku tertegun, tak bisa berkata apapun. Jadi, Kak Zulfan pernah mengikat seseorang?

"Dia tidak datang saat hari akad pernikahan kami. Dia menghilang tanpa jejak. Sampai saya mendengar alasan dia meninggalkan, karena terpaksa dari Faris, hari itu."

"Tapi Sha, saya sudah tidak mencintainya."

"Bohong!" sanggahku dengan air mata yang kembali keluar. Allah kenapa rasanya sangat sakit sekali.

"Sha? Saat saya memutuskan untuk menikahi kamu. Sudah saya pastikan tidak ada lagi seseorang yang saya cintai selain Umi dan kamu." aku memalingkan pandanganku, enggan untuk sekedar menatap ke arahnya.

"Sha, dengar, saya tidak pandai merangkai diksi, Karena cinta bukan soal baitan puisi. Tapi soal pertemuan dua hati yang harus terijab janji dan terkabul bukti." aku menoleh, tersenyum kecut sambil berdecak kecil.

"Lalu kenapa Kakak mengatakan jika meninggalkan dia adalah sebuah kesalahan? Berarti kehadiranku pun tidak di inginkan kan?"

"Apa Kakak akan memilih untuk untuk meninggalkan aku, jika seandainya Kakak tahu itu dari awal?"

"Sha? Saat memutuskan untuk mengkhitbah kamu. Nama Syntia sudah berhasil terhapuskan. Soal ucapan saya waktu itu, saya sedang emosi karena Faris baru mengatakannya hari itu. Mungkin jika saya tahu dari awal, saya bisa membantu permasalahannya Sha."

"Tapi saya bisa pastikan, bahwa saya hanya mencintai kamu." aku mulai beranjak. Menghapus jejak air mataku secara kasar.

"Saya tidak pernah menjelaskan siapa Syntia sebenarnya, karena saya tidak ingin kamu terluka. Saya tidak ingin masalalu saya kembali."

"Mungkin aku tidak akan begitu terluka jika Kakak menjelaskannya dari awal. Dan mungkin aku tidak akan merasakan ini jika aku tidak pernah mencintai Kakak," aku hendak melangkahkan kaki, namun urung saat ia mencekal pergelangan tanganku.

"Boleh kamu katakan ulang, dua kata paling belakang, yang kamu sampaikan pada saya tadi?" aku tertegun. Bodoh, tanpa sengaja aku malah menyatakan perasaan padanya.

Ketetapan Cinta Dari-Nya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang