Revisi
•••••••••••AKU dan Humaira sekarang sudah berada di kediaman Salsa. Semalam aku di sibukkan dengan gaya macam kado yang di sarankan Humaira. Riweuh kalo kata orang Sunda mah.
"Sha, aku cari Kak Andra dulu ya?" aku menggangguk mengiyakan ucapan Humaira.
Lalu, aku menatap pelaminan yang menjadi tempat bersanding berbentuk hiasan daerah, yang sengaja di campur dengan beberapa aksesoris modern. Kain-kain bersulam emas terdiri dari sambungan vartikel warna-warni tergantung di seluruh dinding.
Aku tersenyum tak henti-hentinya menatap kekagumanku dengan dekorasi yang telah di siapkan di depan mata.
"Orang baru ya?" Aku tersentak saat mendengar pertanyaan yang seketika membuat aku menoleh. Aku tersenyum sambil menganggukan kepalaku canggung, untuk menjawab pertanyaannya.
"Temennya Salsa?" Tanyanya lagi.
"Iya... Maaf, Mas?" Aku bertanya balik dengan sedikit ragu.
"Oh iya, kenalin nama saya Agung,-sepupu suaminya Salsa," ucapnya memperkenalkan diri, dan aku menjawab ucapannya dengan anggukan.
"Kalo nama kamu?" Tanyanya
"Nama saya Alesha," balasku membuat ia tersenyum sambil mengangguk beberapa kali.
"Temen kuliahnya apa gimana?"
"Temen SMA nya," balasku membenarkan.
"Sha?" Panggil seseorang membuat obrolan kami terhenti. Aku menatap ke arah kak Zulfan yang tengah memandang aku dan Mas Agung bergantian.
"Ini kakaknya?" Aku tertegun saat mata Mas Agung menatap ke arah Kak Zulfan.
"Dia s-"
"Kenalin Mas, saya Agung. Kalo boleh tahu, ini adiknya sudah memiliki calon?" potongnya membuat mataku membulat.
Kak Zulfan menatapku, lalu berjalan mendekat dan menggenggam tanganku dengan begitu erat, "Saya suaminya,"
"O-oh? M...maaf mas saya kira ini adiknya. Kalo gitu saya permisi," pamit Mas Agung sambil berlalu pergi.
Bibirku berkedut saat menatap Kak. Zulfan yang memandang kepergian Mas Agung dengan raut yang begitu dingin.
Setelah itu, ia melepaskan genggamannya pada tanganku, lalu menatapku dengan pandangan yang sulit cukup untukku artikan. "Saya tidak suka kamu dekat dengan laki-laki lain,"
Aku nyaris tertawa mendengarnya. Allah, jangan katakan bahwa Kak Zulfan sedang menunjukkan rasa cemburunya padaku. Aku hanya menatapnya sambil mencoba menahan senyum dan setelah itu ia langsung pergi.
"Ekhem, saya tidak suka kamu dekat dengan laki-laki lain." aku menoleh, menatap Humaira yang menahan tawa. Speertinya dia mendengar apa yang Kak Zulfan katakan tadi.
"Suami kamu itu emang kayak punya kepribadian ganda, Sha." aku menyenggol tangannya tanda protes.
***
Aku menatap Salsa yang berjalan anggun menuju pelaminan yang sudah di desain sedemikian rupa. Saat sudah berada tepat di tengah-tengah pelaminan, suaminya berjalan mendekat membuat Salsa semakin menundukkan kepalanya.
Aku terkekeh, "Salsa hebat ya? Bisa dapet pilot," Kak Zulfan dan Kak Andra menoleh saat mendengar ucapanku.
"Kamu nggak berfikir seperti Alesha kan Mai?" aku tertegun, apakah ada yang salah dengan ucapanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketetapan Cinta Dari-Nya [END]
Teen FictionBagaimana jika melihat cinta pertama pergi tanpa mengucapkan sebuah salam perpisahan? Menciptakan luka dan duka bersamaan. Sampai di hadirkan dengan seseorang yang mampu kembali membuat kamu percaya adanya cinta. Namun, saat benar-benar di...