11 : Menggenggam mimpi

1.2K 134 0
                                    

Revisi
••••••••••••

JADWAL keberangkatan yang seharusnya enam hari lagi harus di percepat karena aku ingin kembali belajar melupakan Aldi.

Niatku salah, sangat salah. Aku melakukan hal berniatkan untuk melupakan Aldi, bukan karena Allah.

Ternyata, cinta memang bisa membuat seseorang bertekuk lutut seperti ini. Seakan memang tidak pernah ada setitik iman di hatinya.

Terkalahkan oleh nafsu semata. Jujur, aku masih belum bisa mengikhlaskan Aldi dengan Nazha, bahkan perempuan manapun.

Aku merasakan angin bertiup manja menerbangkan khimarku. Kembali menatap bangunan itu haru. Antara percaya dan tidak percaya aku dapat menginjakkan kakiku di negeri ini.

Aku perlahan memaksakan kakiku yang sedikit gemetar untuk memasuki bangunan itu. Aku menatap setiap inci penjuru di sana. Rasanya tidak akan aku lupakan, saat langit itu memberikan kesan kenyamanan pada hatiku

Aku melangkahkan kakiku menuju kantor persyaratan Beasiswa untuk mencari tahu kelasku, serta meminta ganti, uang yang sudah aku pakai untuk pergi ke tempat ini.

Dan kenapa aku meminta ganti uang yang telah aku pakai? Karena Universitas ini telah menjanjikan mengganti uang yang telah di pakai untuk menuju tempat ini.*

Princess Noury bint Abdurrahman University

Universitas khusus perempuan yang berada di kota Madinah.

Universitas yang dimana menggeratiskan setiap mahasiswa untuk pergi umrah setiap tahun. Dan menggeratiskan setiap biaya yang dikeluarkan untuk keperluan di universitas ini.*

Setelah di beri uang ganti, dan di tunjukkan kelas mana yang akan aku singgahi selama 4 semester ini, aku memutuskan untuk keluar dari ruangan bernuansa emas itu

Saat berada di simpangan ruangan fakultas sains, aku bingung harus belok ke kiri atau ke kanan. Mungkin aku kurang menangkap pemaparan petugas tadi.

Lalu aku beranikan diri untuk menanyakan itu pada seseorang yang sedang membaca buku dengan sekali kali membenarkan kacamata yang bersetengger di hidungnya.

"Assalamualaikum warrahmatullah. asif lahzah , 'arju 'an turianiy hayth darajat 'aeda' hayyat altadris Tarbiyah hu darajat almajistayr?" Ucapku hati hati {Asslamualaikum warrahmatullah. Maaf ukhty, boleh tolong tunjukkan kelas fakultas Tarbiyah?}

Ia menoleh sambil memeperhatikanku sekilas, lalu ia tersenyum lembut padaku "talab jadida?" Tanyanya {mahasiswa baru?}

"Na'am," jawabku. Untung saja di pesantren dulu aku di ajarkan bahasa Arab.

"Asmahua li 'ana taslim," ucapnya sambil menutup buku yang sedari tadi ia baca {mari saya antarkan}

"Syukron," balasku sambil mengikuti langkahnya. Tak berseling lama ia berhenti di depan kelas yang nampak begitu indah. Aku menatap ruangan itu dalam. Perlahan bibir ini membentuk lengkungan bulan sabit.

"Taealam seyd! Amul 'an takunuu mithl hadhih aljamiea. 'Aqul wadaeaan awla. Wassalamualaikum warrahmatullah," ujarnya sambil menepuk pundakku halus.
{Selamat belajar! Semoga suka dengan universitas ini. Saya pamit dulu. Wassalamualaikum warrahmatullah}

"Aamiin. Syukran, jazakillah khairan. Waalaikumussalam," balasku sambil melemparkan senyum padanya

Lalu aku memberanikan diri masuk ke dalam kelas fakultasku. Iya, aku memilih fakultas Tarbiyah, atau lebih sering di sebut dengan fakultas pendidikan.

Ketetapan Cinta Dari-Nya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang