HARGA (2)

116 6 0
                                    

-

Ada harga yang harus dibayar untuk tiap hal di dunia ini. Begitu kata seorang rekan.

Misalnya? Begitu tanyaku.

Dia tersenyum pedih. Dulu kuberdoa agar aku diberi pekerjaan yang memberiku banyak uang. Kupikir itu satu-satunya cara agar aku bisa hidup enak. Kupikir uang adalah jawaban atas segala masalah. Begitu jawabnya.

Lalu? Aku bertanya lagi.

Tuhan menjawab doaku. Dia berikan aku pekerjaan. Kau lihat rumahku? Aku bukan bermaksud sombong tapi rumahku memang yang paling megah di antara rumah-rumah yang lain. Kau lihat mobilku? Mobilku banyak. Mewah. Mahal pastinya. Aku masih punya vila. Aku masih mempunyai sebidang tanah luas di beberapa tempat.

Waw. Aku bertepuk tangan. Itu hebat. Itu pencapaian yang luar biasa. Aku saja tak bisa membeli itu semua. Pujiku tulus.

Dia tersenyum pedih lagi. Tapi kini aku justru ingin sepertimu, Kawan.

Kenapa? Tanyaku bingung.

Kau lihat keadaanku sekarang? Aku bekerja keras bagai orang gila. Kugadaikan waktu liburku untuk bekerja. Aku menghabiskan masa mudaku dengan bekerja. Bahkan aku tak lagi dekat dengan keluargaku. Anak-anak dan istriku jauh dariku. Mereka hanya peduli pada jumlah warisan yang akan mereka terima kalau aku mati. Aku ini menyedihkan. Kukejar dunia tapi tak kukejar kebahagiaan akhiratku bersama keluargaku. Harusnya aku bahagiakan mereka bukan hanya dengan materi.

Aku melihat alat penunjang kehidupan di sekeliling ranjangnya, ditancapkan ke lapisan kulitnya.

Dia meneruskan ceritanya dengan berlinang air mata. Aku tak bisa lepas dari alat-alat bedebah ini. Obat-obat sialan ini harus kuminum setiap hari untuk memperpanjang usiaku. Itu kata orang-orang pintar itu. Padahal kalau kupikir lagi, memangnya siapa mereka sampai bisa memperpanjang umurku? Memangnya kalau malaikat maut mau cabut nyawaku, dia bakal ijin dulu?

Aku ingin sepertimu. Mungkin kau tak bisa beli banyak hal di dunia ini dengan pekerjaanmu itu tapi kau punya segalanya. Keluarga. Kebahagiaan. Kebersamaan. Waktu. Aku butuh waktu. Tapi sayangnya tak bisa kuulang lagi yang sudah berlalu. Pungkasnya sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya dalam kesepian.

-

Mini Stories: Part Two [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang