-
Aku berdebar saat petugas yang menjaga ujian melihat name tag-ku. Dia mengangsurkan selembar kertas berisi daftar hadir peserta ujian.
"Tanda tangan di daftar hadir dulu ya," katanya. Tatapannya penuh selidik. Aku sadar sedari tadi dia berganti-ganti melihat antara foto di name tag dan wajahku.
Semoga dia nggak sadar kalo orangnya beda, doaku dalam hati.
"Silakan masuk. Lima menit lagi ujian dimulai."
Syukurlah. Aku langsung menghela napas lega begitu si petugas menyuruhku masuk ruang ujian.
Setelah dua jam berkutat dengan ujian TOEFL yang cukup memusingkan akhirnya aku berhasil keluar. Temanku segera menyambutku begitu aku keluar ruangan.
"Gimana? Lancar nggak?" tanyanya.
Aku mengangguk.
"Makasih ya kamu udah mau gantiin aku ujian. Susah banget ujian TOEFL tuh. Aku udah tiga kali gagal. Mana aku kan kudu lulus tahun ini. Kalo gagal lagi aku bisa molor lagi lulusnya."
Aku tersenyum.
Dia mengangsurkan sejumlah uang padaku yang jumlahnya lumayan. Kebetulan aku sedang skripsi sehingga membutuhkan uang yang cukup banyak. Uang ini bisa sedikit membantu.
Lalu tiba-tiba petugas yang tadi keluar dan memanggilku.
"Kamu!" dia menunjukku. Aku mendekat ke arahnya.
"Iya, Pak, ada apa?"
"Nama kamu yang bener yang mana? Yang di daftar hadir atau yang di lembar jawab ujian? Trus kamu dari jurusan Sastra Inggris atau dari Komunikasi? Kamu joki TOEFL ya?"
Aku melirik cemas ke arah temanku. Sial, sepertinya aku lupa menulis namaku sendiri di lembar jawab ujian yang harusnya kutulis nama temanku.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Stories: Part Two [COMPLETED]
RandomMari ngopi Akan kuceritakan cerita-cerita yang kudengar dari mereka sekali lagi Sekuel Mini Stories