-
"Lu sakit apa sih sebenernya, Bon?" tanya gue pada Boni yang tak masuk sekolah tiga hari karena sakit.
"Diare gue, Dot." Kebiasaan Boni manggil nama gue jadi Didot. Padahal nama gue Dodit.
"Kok bisa? Salah makan kali lu. Udah periksa dokter belum?"
Boni menggeleng lemah. Bruutt. Bruutt. Terdengar kentut disertai bau busuk di udara.
"Sialan lu, Bon!!" gue nutup hidung.
Boni malah buru-buru ngibrit ke kamar mandi sambil nyengir tanpa rasa bersalah.
"Beneran salah makan kali lu, Bon!" kataku setelah Boni kelar buang hajat. "Lu makan apa aja tempo hari?"
"Makan apa? Ya makan nasi sama lauknya. Kayak biasa aja. Sama makan mangga."
"Lu alergi makan mangga kali."
"Dih, mana ada alergi mangga?"
"Apa mangganya kecut kali. Lu ga kuat makan asem-asem gitu."
"Biasanya juga ga papa, Dot."
"Aahh, ini kali. Mangganya. Lu dapet mangga dari mana? Beli di mana?"
Boni terdiam. "Gue dapet dari Pak Solihin."
"Dikasih?"
Boni menggeleng. "Gue ketapel itu mangga dari pohon di rumah Pak Solihin yang rantingnya sampe ke rumah gue. Terus gue makan deh."
"Pantesan aja, Bon, lu diare!" aku menoyor kepala Boni.
"Abisnya salah itu mangga kenapa rantingnya masuk ke daerah teritori rumah gue. Kan jadi berasa punya gue," sahut Boni kalem.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Stories: Part Two [COMPLETED]
RandomMari ngopi Akan kuceritakan cerita-cerita yang kudengar dari mereka sekali lagi Sekuel Mini Stories