WAKTU

23 4 0
                                    

-

"I'm sorry," ucapan dosenku itu membuat suasana kelas tiba-tiba hening dari riuh rendah suara mahasiswa yang selalu senang menyambut jam kosong tapi kemudian riuh lagi karena dosen mereka datang.

Why he said sorry?  Aku malah penasaran kenapa dia berkata begitu.

"I'm sorry for being late. I make you wait for 5 minutes. I have, uhh, let us say an emergency," dia lalu tertawa tanpa menjelaskan alasan keterlambatannya. "Thank you for waiting." 

Teman-temanku tampak tak peduli pada permintaan maaf dosenku. Tapi aku peduli. Aku kagum pada dosenku ini. Dia tidak pernah terlambat sekalipun ketika mengajar di saat dosen-dosen lain sering sekali terlambat (dan tidak meminta maaf). Dan kini dia bahkan tidak malu meminta maaf atas keterlambatannya yang hanya lima menit. Demi Tuhan, lima menit! Apakah memang hanya segelintir orang yang tidak gengsi mengucapkan maaf? Apakah memang hanya segelintir orang yang bisa menghargai waktu?

-

Mini Stories: Part Two [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang