WARISAN

56 5 0
                                    

Pria kaya itu telah menghembuskan napas terakhirnya. Kelima anaknya justru meributkan jumlah warisan yang akan jatuh ke tangan mereka.

"Cepat buka kotak wasiatnya. Ayah pasti menyimpan surat-surat penting dan surat wasiat di dalamnya." Si Sulung, yang yakin dialah pewaris utama kerajaan bisnis ayahnya, berucap dengan tak sabar.

"Iya, ayo buka kotaknya. Kita lihat berapa bagian yang didapat masing-masing dari kita. Tapi aku yakin akulah yang dapat bagian paling banyak karena selama ini aku yang merawat dan menjadi anak kesayangan Ayah." Si Bungsu tak mau kalah yakin.

"Kalian semua sesumbar sekali." Si Nomor Dua mendecih sebal.

"Kalian jangan ribut saja. Bantulah buka kotaknya." Si Nomor Tiga dan Empat serempak menyela.

Begitu kotak itu terbuka, mereka berlima hanya menemukan selembar kertas.

"Hartaku sudah jatuh ke tangan yang tepat. Dia sudah kuberikan pada beberapa panti asuhan karena aku tak mau hartaku jatuh ke tangan orang-orang yang tamak seperti anak-anakku. Anak-anak yang bahkan tak peduli saat ayahnya meregang nyawa tapi peduli soal pembagian harta. Mulailah dari nol apa yang dulu kurintis dengan susah payah. Agar kalian tahu betapa sulitnya untuk dapatkan hidup mewah."

-

Mini Stories: Part Two [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang