-
Aku duduk di kursi kayu dengan gelisah. Aku mengetuk-ngetuk lantai keramik dengan kakiku yang memakai sepatu high heels.
"Sudah berapa kali?" tanya seorang petugas kepolisian di hadapanku.
"Apanya, Pak?" tanyaku bingung.
"Begini..." dia menunjuk diriku dengan tatapan mengintimidasi dari atas ke bawah. Ah, aku langsung paham dengan maksudnya.
"Baru kali ini, Pak," jawabku pelan.
"Berarti anggap aja ini sial ya," aku tersenyum kecut mendengar petugas kepolisian itu berkata demikian.
"Nama kamu Bambang Suseno?" petugas kepolisian itu masih asyik mengetik sesuatu di komputer sambil terus menanyaiku.
"Betul, Pak."
"Umur 24?" tanyanya lagi.
"Betul, Pak."
"Pekerjaan...serabutan?" dia menatapku untuk memastikan. Aku mengangguk lemah.
"Kamu untuk sementara ini ditahan di sini untuk dibina karena kamu telah terjaring razia Pekat alias Penyakit Masyarakat."
Aku menunduk dalam menatap sepatu high heels yang kupakai hasil pinjaman waria lain. Ya, aku terjaring razia saat baru pertama kali menjajal mangkal di jalan sambil mengamen setelah lima bulan aku menganggur setelah dipecat dari salon tempatku bekerja dulu.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Stories: Part Two [COMPLETED]
De TodoMari ngopi Akan kuceritakan cerita-cerita yang kudengar dari mereka sekali lagi Sekuel Mini Stories