-
Aku sudah mencintainya sejak lama. Sejak dia belum jadi siapa-siapa dan tak ada seorang pun yang mengenalnya. Rasa cintaku sangat besar padanya. Tak ada yang bisa mencintainya sebaik aku. Kutahu segala hal tentangnya. Semua orang yang berkata buruk tentangnya selalu berhasil kubungkam. Memangnya mereka pikir mereka siapa bisa menjelekkan dirinya?
Ah, tentu saja aku juga berpikir untuk menikahinya. Hanya dia yang selalu ada dalam pikiranku, mimpi-mimpiku, segala cita-citaku. Hanya bersamanya.
Dia memang terlalu sibuk sehingga kadang mengabaikanku. Tapi tak apa. Toh, cintaku padanya lebih besar. Jadi sesibuk apapun dia, aku akan tetap mencintainya.
Hari ini dia datang dari jauh. Aku sudah bersiap menyambutnya. Aku memakai pakaian terbaik, memoles make up tercantik, semua hanya agar tampak menarik.
Tapi dia masih sibuk. Dia abai terhadapku. Padahal aku melakukan persiapan terbaik hari ini untuk menarik perhatiannya.
Aku ingin memberitahunya satu hal: dia tidak bisa-- tidak boleh lagi-- mengabaikanku. Apalagi kini banyak orang yang menginginkannya juga setelah dia banyak dikenal orang. Dia cuma milikku. Milikku. Selamanya.
Kalau aku tak bisa memilikimu maka yang lain juga tak bisa.
AMBULANS! AMBULANS! PANGGIL AMBULANS! SALAH SATU ANGGOTA IDOL AMBRUK!! DARURAT!!
Orang-orang berteriak panik. Sirine mobil polisi dan ambulans bergemuruh. Aku tersenyum puas. Tunggu aku, Sayang. Kita akan segera bertemu. Sebentar lagi.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Stories: Part Two [COMPLETED]
AléatoireMari ngopi Akan kuceritakan cerita-cerita yang kudengar dari mereka sekali lagi Sekuel Mini Stories