-
Bayiku baru tertidur lelap. Ah, aku lega akhirnya aku bisa istirahat sejenak. Sedari tadi aku belum makan. Kulihat suamiku justru sudah terlelap duluan. Hmm, ya aku tahu dia sudah lelah karena seharian bekerja. Tapi aku berharap setidaknya dia juga mau membantuku mengurus si bayi. Ah, sudahlah jangan mengeluh.
Baru saja aku hendak menyuap nasi, bayiku bangun lagi. Astaga, kapan aku bisa sejenak melepas penat setelah seharian mengurus si bayi? Kususui lagi si bayi. Dia terlelap lagi.
Saat hendak kuteruskan makan, bayiku rewel lagi. Demi Tuhan, aku lapar sekali. Aku belum makan sejak siang tadi. Aku sudah lemas. Tapi suamiku tetap tertidur pulas. Sengaja kuteruskan makan agar suamiku bangun dan menggantikanku mengurus si kecil sejenak.
Tapi tidak. Dia bahkan cuma menyuruhku untuk segera mendiamkan si kecil yang makin rewel tanpa peduli untuk membantuku.
Aku jengkel. Kapan aku bisa sedikit melepas lelah? Kapan aku bisa sedikit beristirahat? Kapan suamiku menggantikanku mengurus si bayi? Kapan aku bisa terlelap dengan nyenyak? Kapan----
Tidaaaaaakkk. Kudengar suamiku berteriak. Dia mendekap bayiku. Akhirnya... Akhirnya dia mau menggantikanku mengurus si kecil.
Kau apakan anak kita? Tanyanya dengan berlinang air mata.
Anak kita? Itu anakku karena hanya aku yang mengurusnya. Kau tanya aku apakan anakku? Memangnya aku salah kalau aku memberinya tempat terbaik? Akulah ibunya. Aku tahu apa yang terbaik untuknya. Dia sudah tenang. Dia tidak akan rewel lagi. Kau juga tak perlu meneriakiku tiap kali si bayi nangis. Akupun tak perlu menyalahkan ketidakterlibatanmu dalam mengurus si kecil setiap hari. Aku bisa istirahat dengan nyenyak malam ini. Ya, itu yang kuinginkan. Istirahat dengan nyenyak. Padahal hanya itu tapi kadang ada yang tak mau tahu...
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Stories: Part Two [COMPLETED]
De TodoMari ngopi Akan kuceritakan cerita-cerita yang kudengar dari mereka sekali lagi Sekuel Mini Stories