Ibu memarahiku habis-habisan bahkan memukul, menjewer, dan mencubitku. Aku hanya bisa terisak karena kalau aku menangis kencang, ibu pasti memukulku lebih kencang lagi. Rasanya sakit sekali. Aku takut kalau ibu berubah seperti itu. Menyeramkan sekali.
"Astaga, Retno!" Nenek tiba-tiba datang dengan tergopoh-gopoh.
"Kamu sedang apakan anakmu? Dia masih bayi." Nenek buru-buru menggendongku.
"Dia mutusin gelang pemberian Ibu. Padahal itu gelang kesayanganku, Bu." Ibu menangis.
"Itu cuma gelang. Kamu bisa beli di toko emas manapun kalau gelangnya putus. Tapi ini anakmu. Kalau anakmu kenapa-kenapa, kamu mau cari gantinya di mana?"
Ibu terdiam mendengar ucapan Nenek.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Stories: Part Two [COMPLETED]
RandomMari ngopi Akan kuceritakan cerita-cerita yang kudengar dari mereka sekali lagi Sekuel Mini Stories