SIAPA PELAKUNYA?

32 3 0
                                    

-

Aku menunggu Edward Simpson bicara di hadapanku.

"Aku melihat Murphy keluar dari ruangan Mr. Grasseldorf dengan wajah pucat. Sepertinya dia dimarahi lagi waktu itu. Ah, dia memang tidak becus bekerja." Tiba-tiba laki-laki itu bersuara sambil memainkan gelas plastiknya yang tadinya berisi kopi. Dia menenggak habis seluruh isinya begitu aku meletakkan gelasnya di meja.

"Lalu?"

"Aku kemudian pergi ke ruangan Mr. Grasseldorf atas inisiatifku sendiri karena aku merasa curiga dengan gerak-gerik Murphy yang lain dari biasanya begitu keluar dari ruangan Mr. Grasseldorf. Bisa aku minta kopi lagi, Pak Polisi?"

Aku segera memencet bel dan berkata lewat mikrofon lalu datanglah seorang petugas membawakan secangkir kopi panas. Edward Simpson menenggak kopi itu lagi. Tandas.

Apa dia tidak kepanasan? Tanyaku dalam hati.

"Lalu tiba-tiba saja Murphy menjerit. Murphy menjerit seperti wanita jalang yang tidak diberi upah layak. Dia menjerit dan berteriak 'kau apakan Mr. Grasseldorf?' di depan pintu. Lalu semua orang berkumpul di ruangan Mr. Grasseldorf dan menelepon polisi lalu di sinilah aku sekarang," pria itu tampak santai meski dia sedang diinterogasi.

"Kau tahu siapa yang membunuh bosmu?" tanyaku penuh selidik.

"Tentu saja Murphy. Siapa lagi?"

Aku mengangguk. "Kau yakin?"

"Seratus persen yakin, Pak Polisi!"

"Baik." Lalu aku berkata lewat mikrofon lagi agar aku diambilkan laptop dan rekaman CCTV-nya. Petugas yang tadi mengantar kopi datang lagi sambil membawa laptop dan flash drive berisi rekaman CCTV.

"Kau lihat rekaman CCTV ini baik-baik. Hanya ada kau dan Mr. Grasseldorf di ruangannya. Dan lihatlah di menit ke sepuluh..." pria itu mencondongkan badan agar melihat lebih jelas ketika aku mempercepat rekamannya.

"Kau mencekik Erick Grasseldorf, Mr. Simpson, setelah kalian sempat bertengkar entah karena alasan apa. Kau tidak bisa mengelak. Ini bukti nyata. Bukti konkret."

"Tapi tidak mungkin. Aku yakin Murphy yang membunuhnya. Mr. Grasseldorf sudah mati sebelum aku masuk. Pasti ada yang salah, Pak Polisi." Dia berusaha mengelak.

"Dari tadi kau berkata Murphy Murphy terus. Siapa Murphy yang kau maksud?"

"Murphy. Edison Murphy. Salah satu pegawai di kantorku. Kubikelnya tepat di sampingku."

Aku menghela napas. "Sir, tidak ada yang bernama Edison Murphy di kantormu. Dan hanya ada kau di ruangan Mr. Grassseldorf waktu itu. Dan rekaman CCTV menunjukkan kaulah pelakunya. Jadi bisa kau jelaskan alasan kau bertengkar dengan Mr. Grasseldorf?"

-

Mini Stories: Part Two [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang