"Kau sakit?".
Hyun Jin menatap mata Jae In sebentar kemudian menggeleng sembari menyeruput jus jeruknya, "Tidak".
"Kenapa memakai baju seperti itu?". Hyun Jin mengikuti mata Jae In yang bingung menatap bajunya yang terlalu tertutup untuk musim yang lumayan panas ini.
"Tidak boleh?".
"Bukan begitu. Ini terlalu panas untuk kau mengenakan baju se-tertutup itu, Kau bahkan menutupnya sampai leher. Tidak biasanya terlebih aku terlalu mengenalmu untuk tahu kau lebih suka memamerkan punggung indahmu itu".
Hyun Jin mengangkat bahunya sambil lalu, "Atau ada sesuatu yang tidak boleh kulihat? Ada yang kau tutupi. Aku benar?".
Hyun Jin menelan sisa jus jeruknya lalu memicing menatap Jae In dan berkata, "Kalau sudah tahu jangan bertanya lagi unnie".
Park Jae In menghempaskan tubuhnya begitu saja pada sandaran kursi lalu membawa kedua tangannya keatas perutnya sembari menatap Hyun Jin, Ia lalu menggeleng kemudian berkata, "Apa Cho Kyuhyun seliar itu? Astaga, Aku jadi penasaran seberapa banyak tanda yang pria brengsek itu cetak di tubuhmu".
"Unnie".
"Apa? Apa?".
"Sudah berapa kali kukatakan jika aku tidak suka mendengar kau menyebut kata itu untuk suamiku".
Jae In ingin tertawa dengan keras melihat bagaimana raut wajah Hyun Jin yang ia tekuk, Ia lalu memperbaiki posisi duduknya lalu bergumam, "Suamimu".
'Hmm suamiku. Kenapa?". Hyun Jin masih memberenggut ketika Jae In sudah melukis wajahnya dengan satu senyum.
"Sungguh, Aku masih aneh mendengar kata itu darimu".
"Kenapa?". Hyun Jin tersenyum masam lalu melanjutkan, "Menurutmu aku masih belum pantas?".
Jae In menghentikan tawanya kemudian menegakkan tubuhnya kembali dan berucap, "Kau tahu betuk bukan begitu maksudku. Aku hanya belum terbiasa, Aku terbiasa dengan kau yang selalu bersamaku dan membangun tembok tebal untuk para lelaki lalu sekarang..". Jae In tersenyum cerah, "Kau bahkan berucap kata suamiku di depanku".
Hyun Jin ikut tersenyum lalu berkata, "Untuk beberapa alasan aku terkadang menganggap ini hanya mimpi tidurku".
"Termasuk mobil mewah itu?".
"Hmm?". Jae In membawa pandangannya pada satu mobil mewah yang terparkir cantik di depan sana lalu kembali menatap Hyun Jin dengan senyum menggoda.
"Jadi berapa banyak uang pria bren—Ah sial maafkan aku". Hyun Jin tersenyum, "Maksudku, Berapa banyak uang Cho Kyuhyun hehmm? Dia bahkan memberimu mobil yang astaga Kim Hyun Jin kau tahu berapa mahal harga mobil yang kau bawa itu?".
Hyun Jin menggeleng lalu berkata, "Memang berapa mahal unnie? Apakah aku harus bekerja siang dan malam melayani para pria hidung belang untuk bisa membeli mobil seperti itu?".
Jae In memandangnya tidak suka lalu berucap dengan sedikit rasa sinis, "Tidak. Kau bahkan tidak cukup melayani pria-pria brengsek diluar sana selama setahun jika ingin mobil seperti itu".
"Hoo. Benarkah?".
"Yak, Kim Hyun Jin aku tidak suka kau membawa cerita masa lalumu lagi. Astaga jika bisa aku bahkan ingin menghapus cerita itu dari peradaban hidup ini".
"Aku tidak".
"Ye?".
Hyun Jin tersenyum lalu kembali meminum jus jeruknya dan berkata, "Jika aku membenci kehidupan masa laluku, Sekarang aku tidak akan mungkin bisa tersenyum pada titik ini".
KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding (Mr.Arrogant Sequel, END)
RomanceJangan pernah memutuskan untuk masuk ke dalam kehidupan pernikahan jika kau tak memiliki hati yang sepenuhnya untuk menerima segala hal. Kim Hyun Jin mengerti akan hal itu. Ia menyerahkan keseluruhan hidupnya pada pria yang telah resmi menjadi suami...