Mengapa waktu harus berlalu secepat ini?
Waktu tiga hari telah berubah menjadi satu minggu dan selama rentan waktu itu tak sekali pun Kyuhyun menghubunginya. Pria gila itu seperti tertelan dalam dasar bumi yang paling dalam, Tak ada yang mengetahui keadaan atau paling tidak keberadaannya. Kyuhyun layaknya hembusan angin malam yang seperti baru kemarin menyejukkan hatinya namun tiba-tiba saja pergi tanpa pemberitahuan.
Hyun Jin bangga pada dirinya sendiri karena mampu melewati satu minggu dengan masih bernafas di dunia ini tapi ia tak tahu bagaimana esok dan esoknya lagi.
Cho Kyuhyun.
Sialan.
Pria gila itu sudah terlalu merasuk dalam jiwanya, Ia sudah sangat bergantung pada intensitas kehadiran Kyuhyun dalam setiap helaan nafasnya. Hyun Jin sanggup melewati satu minggu tanpa kehadiran Kyuhyun disisinya tapi ia tak tahu bagaimana harus bernafas selanjutnya.
Terlalu berlebihan memang.
Bahkan ibunya pernah berkata padanya jika jangan mencintai seseorang dengan sangat dalam sebab jika orang itu tiba-tiba menghilang kau akan menjadi paling sengsara di bumi ini.
Yah, Hyun Jin tahu itu dengan sangat pasti.
Ia tahu perasaan yang ia miliki untuk pria gila itu sudah terlalu berlebihan banyak, Bahkan untuk hal seperti tidur di malam hari pun tak bisa ia lakukan jika tak berada dalam dekapan hangat pria gila itu.
Berlebihan? Sudah pasti.
Tapi pada kenyataannya memang seperti itu, Kyuhyun adalah rotasinya.
Pria gila itu adalah pusat nafasnya. Jadi, Siapapun tolong katakan bagaimana caranya ia bernafas sekarang jika sebagian dari dirinya ada bersama dengan pria gila itu?
Nafas hidupnya mendadak pergi begitu saja.
"Apa dia setiap hari terdiam seperti itu?".
Bibi Jung menghela nafas frustasi sembari mengangguk, "Ini sudah satu minggu dan aku harus mengucap banyak kata syukur karena masih bisa melihat gadis itu bernafas dengan baik".
Ahra membawa kembali pandangannya pada Hyun Jin yang duduk di taman belakang, Sebelah tangan gadis itu memegang setangkai bunga dan kedua matanya yang jelas terlihat sembab memancarkan kesedihan dan rasa frustasi yang luar biasa.
"Dan dia masih memakai baju kebesaran itu".
Bibi Jung menatap Ahra yang berdiri di sampingnya sekilas kemudian membawa pandangannya kembali pada Hyun Jin, "Hyun Jin mengatakan dengan memakai baju tuan muda adalah salah satu cara agar dia bisa tidur di malam hari". Bibi Jung menggeleng, "Tidak. Aku tak bisa mengatakan cara itu berhasil ketika kutahu dia akan terbangun setiap sepuluh menit sekali lalu kembali menangis seorang diri di dalam kamar dan terus memanggil nama tuan muda". Bibi Jung menatap Ahra kembali, "Apa belum ada titikterang dimana tuan muda berada? Apapun itu, Walaupun sangat kecil. Hyun Jin sangat membutuhkan kabar darinya".
Ahra menggeleng menyesal dengan sekali lagi menghela nafas, "Sayangnya belum ada. Aku tidak tahu kenapa semuanya menjadi lebih rumit seperti ini, Sialan aku akan membunuh anak nakal itu jika berani melakukan ini untuk kembali menyakiti istrinya".
"Sepertinya itu tidak mungkin. Tuan muda adalah orang yang sangat ingin selalu melindungi Hyun Jin jadi tidak mungkin dia melakukan ini dengan sengaja".
"Lalu mengapa tiba-tiba menghilang dan tak memberi kabar? Setidaknya anak nakal itu harus memberi kabar pada istrinya bibi".
Bibi Jung mengangguk setuju lalu kembali berkata, "Apa mungkin terjadi sesuatu yang buruk padanya? Sebab aku yakin tuan muda tak akan mungkin dengan sadar melakukan ini. Demi Tuhan, Aku saksi bagaimana anak nakal itu terlalu mencintai istrinya, Dia tak akan mungkin meninggalkan Hyun Jin dalam kondisi seperti ini dengan sadar".
KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding (Mr.Arrogant Sequel, END)
RomanceJangan pernah memutuskan untuk masuk ke dalam kehidupan pernikahan jika kau tak memiliki hati yang sepenuhnya untuk menerima segala hal. Kim Hyun Jin mengerti akan hal itu. Ia menyerahkan keseluruhan hidupnya pada pria yang telah resmi menjadi suami...