Hari ke empat.
Dan pria gila itu belum juga mau untuk membuka matanya.
Hyun Jin mengusap perutnya dengan gerakan pelan. Akhir-akhir ini, Tidak tepatnya sejak pria gila itu terbaring lemah diatas ranjang rumah sakitnya, Perutnya terus mengalami keram.
Hyun Jin tak tahu apakah calon anaknya di dalam sana juga merindukan sentuhan dan suara ayahnya atau tidak atau apakah ini hanya efek dari dirinya sendiri yang sudah terlalu merindukan kehadiran pria gila itu disisinya?
Sudah hari ke empat dan suaminya benar-benar belum menunjukkan satu perubahan yang berarti, Dokter mengatakan semuanya masih terkontrol. Luka yang didapat suaminya memang belum benar-benar pulih tapi kondisi tubuh pria gila itu sudah lebih baik dari kemarin dan Hyun Jin bersyukur dengan kenyataan sederhana seperti itu. Tak apa walau pun dirinya belum diperbolehkan untuk melihat Kyuhyun lebih dekat selama kondisi pria gila itu beransur membaik.
"Selamat siang, Nyonya Cho".
Hyun Jin mengalihkan pandangannya dari jendela kaca ruang rawat inap-nya untuk menatap bibi Jung yang baru saja datang membawa beberapa makanan dan perlengkapan untuknya.
"Sudah kubilang jangan membawa makanan terlalu banyak bibi".
Bibi Jung mengernyit sebentar sembari mempersiapkan makan siang Hyun Jin, "Aku harus memastikan kau makan banyak".
"Tapi ini terlalu banyak, Aku bahkan sama sekali tak bernafsu untuk menelan apapun sekarang".
Menghela nafasnya panjang, Bibi Jung tersenyum lalu duduk di samping Hyun Jin dengan berkata, "Aku ini sudah tua dan aku tak mau ketika suamimu bangun nanti hal yang pertama ia lakukan adalah memarahiku karena melihat tubuhmu yang kekurangan gizi jadi makanlah sekarang, Ok?".
Hyun Jin menyunggingkan senyumnya kecil lalu berkata, "Aku bahkan ingin dia marah-marah asalkan bisa bangun dari tidurnya".
"Kau sangat rindu padanya?".
Hyun Jin menaikkan kedua bahunya seirama dengan tarikan nafasnya lalu melirik sekilas pada bibi Jung yang tersenyum padanya, "Lebih dari itu". Hyun Jin menatap pada perutnya yang semakin membesar lalu melanjutkan, "Apa dia tak khawatir lagi padaku bibi? Kenapa tidur lama sekali? Pria gila itu selalu bilang padaku akan selalu menggenggam tanganku dalam semua keadaan tapi sekarang dia justru meninggalkanku disini sendiri, Aku bahkan tak bisa tidur jika malam tiba".
Bibi Jung menggeser duduknya lalu menyimpan kotak makan untuk Hyun Jin keatas nakas dengan berkata, "Tuan muda akan selalu khawatir padamu". Mengusap pelan perut Hyun Jin, Bibi Jung tersenyum kecil sembari melanjutkan, "Anak nakal itu adalah orang yang selalu menempatkanmu diatas segalanya, Kau adalah prioritas-nya sampai kapan pun. Aku yakin saat ini pun dalam tidur lelap-nya dia juga memikirkanmu".
"Begitu?". Bibi Jung mengangguk, "Aku ingin marah padanya. Tidak, Aku akan sangat marah padanya nanti. Aku ingin terus merajuk padanya, Aku ingin memukul tubuhnya sampai ia berjanji tak akan menyembunyikan apapun lagi padaku". Menghembuskan nafasnya berat, Hyun Jin melanjutkan dengan lirih, "Aku merindukannya bibi".
"Aku tahu".
Kehilangan seseorang yang terlalu berarti di setiap nafas hidupmu adalah sesuatu yang paling menyakitkan. Perpisahan bukanlah suatu pilihan yang terbaik yang ada di bumi ini namun terkadang kau harus mampu melewati fase itu untuk terus menatap hidupmu ke depan.
Kyuhyun tak benar-benar meninggalkannya.
Pria gila itu hanya terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.
Tapi mengapa semuanya terasa asing dan hampa sekarang?
Setidaknya itu yang terus menyerang Hyun Jin sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding (Mr.Arrogant Sequel, END)
RomanceJangan pernah memutuskan untuk masuk ke dalam kehidupan pernikahan jika kau tak memiliki hati yang sepenuhnya untuk menerima segala hal. Kim Hyun Jin mengerti akan hal itu. Ia menyerahkan keseluruhan hidupnya pada pria yang telah resmi menjadi suami...