RB 9

386K 11.3K 485
                                    

Saat ini Bella tengah mengobati wajah Reynald yang memar karna adu jotosnya dengan Rino. Reynald sudah menceritakan semuanya pada Bella, kenapa Rino tega menghajarnya.

Setelah mendengar cerita dari Reynald, Bella malah mendukung Rino. Ia gemas sendiri, kenapa Rino tidak membuat Reynald sampai pingsan sekalian? Hal itu membuat Reynald kesal.

Reynald tahu ia sudah sangat keterlaluan, tapi istrinya juga keterlaluan. Masa, Bella tega sekali membiarkan Reynald babak belur ditangan Rino sahabatnya sendiri.

"Awsh, pelan-pelan kek! Ngobatinnya dendam amat" ujar Reynald kesal.

Tidak tahukah Bella, kalau wajahnya ini sedang sensitif? Disentuh sedikit langsung sakit, jangankan sentuh. Reynald yang ingin tertawa saja, wajahnya langsung sakit. Karna memang, memar yang dihadiahi Rino semalam membuat wajahnya agak membengkak.

"Udah gak kuliah, pulang-pulang malah bonyok gini lagi! Belum aja bunda tau" ujar Bella kesal.

Ia kesal, karna Reynald yang bolos kuliah hari ini. Ditambah dengan ceritanya barusan membuat tingkat kesalnya jadi double.

"Masih untung pulang-pulang bonyok, kalo pulang-pulang bawa bini baru gimana?" saking kesalnya, Reynald malah bicara asal yang membuat Bella semakin kesal dengannya.

"Ah! Iya-iya ampun yang, ampun-ampun. Sakit ini beneran. Sumpah gak boong" jerit Reynald kesakitan.

Bella menekan lebam keunguan yang membengkak ditulang pipinya. Ada saja senjata Bella untuk membuat Reynald meminta ampun.

"Ngomong sekali lagi, gue tambahin nih memarnya. Mau?!" Bella memperlihatkan wajah galaknya didepan Reynald.

Wajahnya sangat lucu dipandangan Reynald. Pasalnya selama ini, Bella itu paling gak cocok wajahnya dibuat-buat galak seperti itu. Hanya saja, Reynald yang pura-pura takut karna ingin melihat wajah istrinya yang kelewat imut itu.

Reynald hanya menggeleng pelan. Padahal ia menikmati wajah istrinya saat ini.

"Kalo lo beneran kaya yang lo rencanain semalam, awas aja sih. Gue beneran langsung minta cerai ya. Gue gak terima dimadu gitu" ujar Bella penuh peringatan.

"Ngomongnya!" Reynald memukul mulut Bella pelan. Ia benci mendengar kata cerai. Bagaimana bisa ia berpikiran seperti itu, disaat Bella adalah udaranya?

"Gak usah ngaco deh! Lain kali kalo gue lagi emosi terus pikiran gue ngelantur kemana-mana, lo tampar aja gue. Biar gue sadar" lanjut Reynald.

"Mana bisa gue nampar lo?" Bella saja tidak mampu untuk menyakiti Reynald, bagaimana bisa ia menamparnya disaat tamparan itu pasti akan menyakitinya juga.

"Pasti bisalah. Masa gak bisa nampar doang. Mukulin badan gue aja lo jagonya"

"Coba tester" tangan Bella sudah terangkat diudara. Namun Reynald langsung menahannya.

"Sembarangan! Lagi bengkak gini mau tester. Jangankan lagi bengkak, lagi normal aja nih muka, gak mau gue ditampar kaya gitu" ujar Reynald sewot.

"Lah latihan dulu dari sekarang. Kan lo yang nyuruh gue nampar lo, biar lo sadar dari sayton yang ada ditubuh lo"

Reynald lantas mentoyor kepala Bella, sampai Bella jatuh terbaring di ranjangnya.

"Durhaka Bell sama suami" ucap andalan Reynald.

Bella sendiri yang mendengarnya bosan. Apa-apa bawa kata durhaka. Yang membuat Bella durhaka juga, itu karna Reynaldnya sendiri.

"Lagian jadi cowok tuh kontrol emosinya apa. Untung ada Rino sama yang lainnya semalam, kalau semisal gak ada. Terus kamu baru nyesel pas aku tinggalin gimana?" tanya Bella dengan wajah serius.

Reynald Bella (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang