RB 33

266K 10.3K 1.9K
                                    

"Kenapa sayang?" tanya Reynald khawatir dengan calon anaknya itu.

"Kamunya jangan ngeselin kaya gini. Sakit nih anak kamu!" ujar Bella memegang tangan Reynald yang sedang mengelus-elus perutnya.

"Lo tipu-tipu gue ya?!" tuduh Reynald. Bella langsung nyengir saat motif penipuannya ketahuan oleh Reynald.

"Ih, kamu mah! Lagian kenapa kali diemin aku kaya gini. Kasian tau anak kamu sedih didalam" ujar Bella bangun dari duduknya dan mengekori Reynald yang tengah berjalan kearah ranjang. Tangan Bella sibuk mengelus perutnya.

"Diem! Udah bikin suami sengsara seharian. Dibikin panik juga lagi, gue keluarin juga nih anaknya sekarang!" Bella lantas memeluk erat perutnya dengan kedua tangannya. Kepalanya sudah geleng-geleng, tidak mengizinkan Reynald melakukan sesuatu yang berbahaya untuk anaknya.

"Tega banget jadi bapak! Gue cari juga nih bapak baru yang ngertiin anak gue!" Bella baru saja ingin pergi ke luar kamar, tapi Reynald langsung menarik tangannya dan mendudukan Bella diatas pangkuannya.

"Berani kaya gitu?" tanya Reynald pelan. Wajahnya sudah ia tenggelamkan diceruk leher Bella.

"Berani kalo kamu cuekin aku yang lagi hamil kaya gini" balas Bella mantap. Reynald yang kesal dengan jawaban sang istri, lantas meremas payudara Bella pelan. Membuat Bella memukul kedua tangannya.

"Udah lama gak mendesah bareng sayang" ujar Reynald tiba-tiba ke arah sana. Bella tahu suara Reynald yang serak dan pelan seperti ini, tandanya ia tengah menahan gairahnya.

"Ya sabar dong ganteng. Kan diperut lagi ada anak kamu, masa iya mau dipompa pas didalam perut ada anak?" tangan Reynald sudah ada diperut Bella. Mengelusnya dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.

"Kalo udah lahir babynya, kita langsung buat lagi ya. Biar jarak anak kita gak jauh-jauh banget" ajak Reynald membuat Bella mengerut bingung.

"Jangan ah, tunggu tiga tahun dulu baru bikin lagi" usul Bella. Ya kali, baru juga bernapas lega setelah proses persalinannya nanti masa iya udah disuru hamil lagi aja. Kalau Reynald yang hamil sih, Bella pasti langsung mengiyakan. Lah ini, Reynald main minta begitu saja sedangkan Bella yang merasakan semuanya.

"Iya tapi bikinnya yang kembar ya"

***

Reynald tengah berada didalam ruangan kerjanya, di perusahaan ayahnya. Dirinya sudah resmi menjabat sebagai CEO diusianya yang terbilang muda. Acara peresmiannya, sudah dari dua bulan yang lalu tepat setelah pengajuan cuti kuliah Bella. Itu pun, ia mengajak Bella sekalian untuk memperkenalkan istrinya didepan umum.

Kandungan Bella kini memasuki enam setengah bulan. Setiap paginya, Reynald berangkat kerja selalu mengantar Bella kerumah bundanya terlebih dahulu. Karena perut Bella yang sudah besar itu, membuat dirinya ekstra siaga. Makanya ia menitipkan Bella dirumah orang tuanya, daripada dirumah sendiri tidak ada orang yang akan menjaga istrinya itu.

Jadwal Reynald setiap jam makan siang, pasti selalu menelpon Bella lewat video callnya. Ia hanya ingin memastikan kondisi istrinya disana, walaupun Bella pastinya aman disana tapi tetap saja ia harus memastikannya sendiri dengan melihat wajah Bella.

"Hai" Bella nyengir saat wajah Reynald terpampang dilayar ponselnya.

"Lagi ngapain sayang?" tanya Reynald sambil menyuapi mulutnya dengan makanannya.

"Lagi rebahan dikamar kamu. Disini ujan sayang, disana ujan gak?" tanya Bella membuat Reynald reflek menoleh ke jendela besar di samping meja kerjanya.

Reynald Bella (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang