RB 20

348K 10.8K 874
                                    

"Mana hape kamu?" tanya Reynald setelah berhasil membuat Bella lelah karena di hajar sampai jam lima subuh.

Setelah penjelasan Reynald, yang sampai geram menahan emosinya karena Bella sulit mempercayainya. Akhirnya Bella percaya, setelah Reynald memberikan bukti hasil tugas yang kerjakannya.

Untung saja tadi Erin mengirimnya chat, untuk Reynald periksa kembali laporan tugasnya. Coba saja kalau Erin nge-chat yang tidak-tidak, Reynald bersumpah akan menyeretnya hidup-hidup ke depan Bella.

Bella menunjuk kesembarang arah dengan mata yang terpejam. Reynald mengikuti arah tunjuk Bella. Ia baru ingat kalau ponselnya sudah hancur tak terbentuk lagi.

Reynald menghela napas kesal. Kenapa ponselnya malah rusak disaat dirinya ingin mencari tahu, siapa pengirim foto itu.

Reynald lantas menarik Bella untuk lebih dekat lagi dengannya. Bella melingkarkan tangannya di perut Reynald. Kepalanya ia sandarkan dipundak Reynald.

Berkali-kali Reynald mengecup puncak kepala Bella. Tangannya sibuk nengelus rambutnya, membuat Bella merasa sangat nyaman.

"Jadi cewek tuh jangan terlalu tolol apa! Masa gampang banget percaya chat yang masuk dari orang yang gak dikenal!" ujar Reynald. Matanya menatap langit-langit kamarnya.

Bella menengadahkan kepalanya, matanya menyipit menatap Reynald. Tangannya lantas memukul mulut Reynald.

"Ya siapa yang gak curiga coba. Kamu cuma izin kerkel ya, gak bilang juga temennya cewek!" Bella kembali menyandarkan kepalanya dipundak Reynald.

"Ya masa udah nikah masih aja gak percaya sih?" tangan Reynald kembali mengelus lembut kepala Bella.

"Tau ah. Udah diem, gak usah ngomong aku ngantuk" Bella semakin merapatkan tubuhnya didalam pelukan Reynald.

Tubuhnya yang polos, bersentuhan dengan tubuh Reynald yang polos juga. Rasa hangat menjalar ditubuh keduanya, saat bersentuhan seperti ini.

"Gak boleh marah-marah lagi sama suami. Dosa tau?! Apalagi kamu nuduhnya yang engga-engga" Bella diam tidak menjawab.

Bella sudah mengantuk sedari tadi. Tubuhnya sangat lelah malam ini, akibat permainan Reynald. Bahkan Bella tidak sedih memikirkan nasib ponselnya yang sudah tidak berbentuk itu. Toh, ia tidak butuh-butuh amat.

Paling, butuhnya saat sedang di share jadwal kuliahnya yang sewaktu-waktu ada perubahan.

Reynald membalikkan tubuhnya menghadap Bella. Ia ikut melingkarkan tangannya dipinggang Bella, dengan satu tangannya lagi dijadikan bantalan untuk Bella.

Ia memeluk Bella dan mengecupnya beberapa kali di keningnya, sambil berucap "Gue sayang, cinta pake banget sama lo. Tolong jangan ragukan itu. Walaupun gue dulunya genit kaya yang lo bilang tadi, tapi sumpah semenjak nikah sama lo gue gak bisa berpaling ke yang lain"

Bella masih memejamkan matanya. Walaupun sudah kantuk, tapi telinganya masih mampu mendengar dengan jelas ucapan Reynald. Bella semakin merapatkan tubuhnya pada Reynald. Kepalanya ia sandarkan didada suaminya itu. Reynald tersenyum, dagunya ia sandarkan di puncak kepala Bella.

"Lemes amat neng? Baru juga tujuh ronde. Kurang satu lagi biar sama kaya malam pertama" bisik Reynald palan. Bella langsung memukul punggungnya pelan.

Iya, pelan. Gimana mau dipukul keras, orang Bellanya tidak bertenaga sama sekali untuk memukulnya.

"Kapan yang, sampe sepuluh ronde? Nanggung mulu tiap main?"  lagi, Reynald terus bicara ngelantur seperti itu.

Bella sudah sangat mengantuk, tapi Reynald selalu mengajaknya bicara. Mana pembicaraannya sangat tidak berfaedah sekali.

Reynald Bella (After Marriage)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang