Bella tengah berada di dalam kamarnya. Ia baru kembali dari butik untuk memesan baju seragam keluarga kecilnya. Karena wisuda Reynald tinggal menghitung minggu.
Di rumah, Bella hanya sendiri. Gavin ikut ke kantor dengan Reynald. Entahlah Bella merasa ada yang aneh dengan anak dan bapak itu. Tidak biasanya Gavin ingin ikut ke kantor Reynald, tapi akhir-akhir ini ia selalu ingin ikut papanya. Seperti ada rahasia diantara anak dan bapak itu.
Jam sudah menunjukkan angka empat sore, itu berarti jam pulang Reynald tinggal satu jam lagi. Bella kini tengah berkutat dengan masakannya. Tidak bertemu Gavin seharian, ternyata sudah membuatnya sangat rindu.
Belum juga matang masakannya, suara klakson mobil yang sangat ia hapal terdengar di telinganya.
Tak urung senyum Bella mengembang saat mendengar pekikan Gavin yang baru turun dari mobil. Walaupun Gavin cowok, tapi suaranya kalau lagi teriak itu melebihi cewek cemprengnya.
"Mama! Emm wangina" ujar Gavin di ruang tamu.
Bella yang masih berkutat dengan masakannya, tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Gavin berlari ke dapur untuk melihat siapa yang memasak makanan sewangi ini, sampai membuat perutnya sangat lapar.
"Oo mama yang masak, pantas wangi" ujarnya saat melihat tubuh Bella yang membelakanginya.
Bella langsung berbalik badan dan tersenyum melihat Gavin. Gavin sendiri sudah berlari untuk memeluk kaki Bella.
"Jangan lari-larian deket kompor Vin" ingat Bella.
Gavin tetap berlari dan memeluk kaki Bella, sampai Bella mematikan kompornya dan berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Gavin.
"Mama kangen Apin gak?"
"Engga" wajah Gavin yang tadinya sangat sumringah seketika jadi cemberut.
"Ya kangen lah sayang. Mama kesepian gak ada Gavin di rumah" Gavin tersenyum lalu mengecup hidung dan bibir Bella, sampai Bella terkekeh geli dengan kelakuan putranya.
"Kesepiannya kalo gak ada Gavin doang?" sambung Reynald.
"Iyalah! Kalo ditinggal kamukan, aku udah biasa" Gavin tertawa geli saat melihat wajah kesal papanya.
"Papa, ikut-ikutan aja!" Bella terkekeh mendengar jawaban Gavin yang sangat tua.
"Ck! Serah lo bocil. Makan mah, laper" ujar Reynald sambil menarik bangku di ujung meja makan.
"Gak mau mandi dulu?"
"Nanti, selsai makan" Bella mengangguk, lalu menyuruh Gavin untuk duduk di dekat Reynald sambil menunggu makanannya siap.
Tak lama Bella datang dengan hasil masakannya. Beberapa mangkuk dan piring telah tersusun rapi di atas meja makan, yang berisi lauk sore ini.
Harusnya masakan ini untuk makan malam mereka, tapi berhubung Reynald nya yang sudah sangat kelaparan jadinya makan sekarang.
"Papa jadikan?" tanya Gavin di sela-sela makannya.
Reynald sudah mengedipkan matanya sebelah dan sialnya, itu tertangkap oleh Bella. Reynald jadi pura-pura gila. Ia kembali menyibukkan dirinya dengan makanan didepannya.
"Jadi kemana?" tanya Bella curiga.
"Ada deh, rahasia anak cowo. Mamakan cewe, jadinya eng- gak bole tau" balas Gavin, sukses membuat Reynald bangga karena telah berhasil mengajari Gavin untuk menyimpan rahasia mereka berdua.
"Jadi mama gak boleh tau?" tanya Bella sedikit kesal.
Apa-apaan ini, mereka berdua punya rahasia yang tidak ingin di ketahui Bella? Sumpah demi apapun, Bella rasanya ingin melahirkan anak cewek sekarang juga untuk berada di tim nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynald Bella (After Marriage)
JugendliteraturSQUEL COUPLE GOALS ⚠TERDAPAT UNSUR 20++⚠ Siapa bilang anak jaman sekarang pacarannya lebay? Bella dan Reynald membuktikan fakta bahwa mereka bukan pasangan lebay seperti diluaran sana. Walaupun mereka sering di juluki couple goals semasa sekolahnya...