Happy Reading
"Darrr....Darrr...cttarrr...." suara - suara petir terus menggelegar. Langit menjadi sangat gelap. Teror beberapa hari lalu sepertinya memang akan terjadi.
Teror itu dikirim kepada sebuah bangunan besar berwarna putih. Bangunan itu adalah tempat dimana para ilmuwan cerdas bekerja.
Seorang Profesor bernama Agatta, adalah Profesor terkenal di kota Euphonia ini. Seorang gadis muda menggunakan jas putih menghampiri Prof. Agatta.
"Prof. Agatta, Prof. Vira memanggilmu!" ucap gadis itu dengan sopan. Gadis itu adalah asisten Prof. Agatta.
"Apa dia sudah menyelesaikan senjata itu?" tanya Prof. Agatta seraya beranjak berdiri.
"Ya. Mungkin dia butuh pendapatmu juga."
Prof. Agatta melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan tersebut. Tiba - tiba langkahnya terhenti dan berbalik menatap gadis itu. "Nyra, bisakah kau menjaga Vio agar dia tidak datang kemari?"
"Tentu saja." Nyra tersenyum.
"Kau memang adikku yang pintar!" Prof. Agatta mengelus rambut Nyra sebelum pergi.
Nyratta atau yang biasa dipanggil Nyra adalah asisten serta adik dari Prof. Agatta. Di umurnya yang kini baru menginjak 19 tahun, Nyra sudah menjadi asisten ilmuwan! Karena kecerdasannya, dia lulus lebih awal dari Academy.
Saat Prof. Agatta sudah menghilang dari pandangannya, Nyra segera pergi ke suatu tempat.
****
Ternyata Prof. Vira tidak hanya mengajak Prof. Agatta saja untuk berbicara, tetapi Prof. Vira juga mengundang beberapa ilmuwan lainnya. Akhirnya mereka berbincang di ruang rapat.Prof. Vira menunjukkan sebuah layar hologram berukuran besar. Di layar tersebut terdapat sebuah gambar sebuah senjata berbentuk sebuah pistol hanya saja ukurannya lebih kecil dan lebih berbentuk bulat. Senjata ini menghasilkan sebuah gelombang ledakan besar.
"Sesuai dengan yang tertulis di kertas teror itu, seekor naga akan datang dan menghancurkan kota kita ini. Alat ini dapat menyegel naga, tetapi harus ada orang untuk menyegel di dalam tubuhnya." ucap Prof. Vira dengan lesu.
Tentu saja tidak ada satu pun orang yang ingin menjadi tempat menyegel naga. Banyak sekali sisi negatifnya. Misalnya, orang yang menyegel naga tersebut pasti akan dikucilkan karena semua masyarakat takut jika orang tersebut mengeluarkan naganya.
Mereka semua belum selesai rapat, tetapi tiba - tiba saja terjadi kerusuhan di luar. Seorang gadis yang seumuran Nyra tiba - tiba memasuki ruang rapat, "Maaf karena aku lancang Prof, tapi keadaan di luar sudah semakin parah. Sebaiknya kalian semua keluar dari sini."
Para ilmuwan segera berlari meninggalkan ruang rapat. "Apa yang terjadi Netha?" tanya Prof.Vira. Sekarang diruangan tersebut hanya tersisa Prof. Vira, Prof. Agatta, dan Netha asisten Prof. Vira.
"Naga itu sudah muncul Prof. Para warga menyalahkan kita karena menyangka kita yang menyebabkan hal ini terjadi. Sekarang apa yang harus kita lakukan?" ucap Netha.
Tiba - tiba, seorang gadis kecil berumur 9 tahun memasuki ruang rapat sambil berlari - lari. "Mamih!!!!" gadis itu langsung memeluk Prof. Vira.
Prof. Vira terkejut dengan kehadiran anaknya. "Sayang, kenapa kamu ada disini?"
Tak lama Nyra memasuki ruangan dengan nafas terputus - putus. "Hah.. Hah.. Maaf.. Aku tak bisa menahan Vio.."
"Vio, kau boleh disini asalkan jangan mengganggu mamih dan papih ya!" tegas Prof. Vira. Tatapannya yang seram cukup membuat Vio nurut. Prof. Agatta adalah papihnya Vio.
"Mamih, Mamih, tadi aku lihat naga di depan. Bolehkah aku berteman dengannya?"
Prof. Vira langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak boleh, kau harus menjauh darinya!"
Vio mengangguk - angguk pelan.
Tanpa mereka sadari keadaan diluar semakin parah. Prof. Agatta dan Prof. Vira memilih untuk pergi keluar dan menghadapi naga itu. Sementara Vio dititipkan pada Nyra dan Netha.
****
Naga Violet itu mengeluarkan sebuah bola api besar dari mulutnya bersamaan dengan Prof. Agatta dan Prof. Vira yang mulai menembak Naga tersebut. Gelombang besar muncul dari senjata Prof. Agatta dan Prof. Vira.
Saat kedua Profesor itu meluncurkan senjatanya, Naga Violet itu pun meluncurkan bola api raksasanya itu. "Darrrr....." ledakan besar pun terjadi. Karena ledakan itu, banyak orang di sekitar yang mati, begitupun dengan Prof. Agatta dan Prof. Vira. Tetapi, usaha mereka tak sia - sia.
"Mamih..Papih.." Vio berlari menghampiri kedua orang tuanya itu. Vio meneteskan air matanya melihat kedua orang tuanya yang telah tiada.
Naga Violet itu berubah menjadi cahaya - cahaya Violet akibat dari serangan senjata Prof. Agatta dan Prof. Vira. Cahaya - cahaya violet itu masuk ke dalam tubuh Vio. Tak lama Vio kehilangan kesadarannya.
~Bersambung~
Hai guys!
Ini sebenarnya cerita baru saya lagi. Jadi cerita ini gak ada hubungannya dengan karya saya yang sebelumnya. Tapi genrenya tetap sama, yaitu Fantasi. Karena saya lebih suka membuat cerita Fantasi.. Hehe😅Kalau prolognya kurang seru maaf ya🙏
Tapi jangan baca sampai prolog saja, baca sampai ceritanya tamat ya!Jangan lupa vote, comment, dan follow ya! Semoga cerita ini dapat menghibur kalian!!!
See you next time!!!😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet Dragon - The Mystery of Life (END)
FantasyVioletta Azaera Tsaveera merupakan Putri tunggal dari kedua ilmuwan yang terkenal di kota Euphonia. Dia menghabiskan banyak waktu masa kecilnya di dalam rumah karena kedua orang tuanya yang begitu overprotective. Suatu hari, ketika usianya menginja...