35 - Akhir Bahagia Sebagai Rapunzel

1.2K 116 18
                                    

"Ketika Rapunzel berumur dua belas tahun, Mother Gothel mengurungnya di sebuah menara di tengah hutan belantara."

Beberapa anak kelas XI IPA 2 menggotong duplikat menara berbentuk balok yang terbuka di bagian belakang. Dengan tinggi 4 meter dan terbuat dari gabus, properti tersebut cukup mengundang decak kagum penonton. Salah seorang dari mereka pun meletakkan tangga tinggi di dalam menara sebagai tempat untuk Jean berpijak, dan juga tangga lain di bagian depan menara agar memudahkan Hani saat menaiki menara menuju jendela yang berada di dekat atap.

"Sekitar satu tahun kemudian, tampaklah seorang Pangeran yang sedang berjalan-jalan menyusuri hutan." Saka yang berperan sebagai Flynn Rider naik ke panggung, membuat sebagian besar kaum hawa menjerit.

"Tiba-tiba, Pangeran mendengar sebuah nyanyian yang sangat merdu, hingga ia pun hanyut dalam suaranya," jelas Mia, diikuti sebuah nyanyian lembut yang dibawakan oleh Jean. Menarik dan membujuk hati.

"Oh! Suara siapakah itu?" Saka membuka suara untuk dialog pertamanya. Kini lelaki itu mengesampingkan segala rasa malu dan hasrat untuk melakukan hal idiot. Saka harus tampil sempurna, karena ia membawa nama kelasnya.

Mia tampil menawan dengan mic wireless di tangannya. "Tak butuh waktu lama bagi Pangeran untuk menemukan sumber nyanyian itu," katanya. "Pangeran terlihat bingung, sebab tak ada jalan masuk maupun tangga untuk menaiki menara tinggi yang ia temukan."

Saka sibuk berperan dalam diam, berlagak kacau dan tak bisa berpikir jernih. Penghayatan yang hampir sempurna.

Jean yang berdiri di dalam menara tak sedetik pun mengalihkan pandangannya dari sosok Saka. Ia sibuk menahan senyumnya. Menurut Jean, saat ini Saka tampil dengan sangat tampan dan sedikit membuatnya gemas.

"Rapunzel! Turunkan rambutmu!" pekik Hani.

Jean terperanjat. Ia segera sadar dari lamunannya. "Baiklah!" Gadis itu menjulurkan rambutnya dan Hani memegang rambut berwarna kuning keemasan itu. Ia bertindak seolah sedang memanjat menggunakan rambut tersebut. Padahal Hani menaiki tangga. Gadis itu pun masuk ke dalam menara melalui jendela.

Saka yang bersembunyi di balik pohon melihat semuanya. "Jadi itu cara satu-satunya untuk menaiki menara. Besok aku akan kembali ke sini."

Hani keluar dari menara melalui belakang dan Saka menyisihkan diri ke samping panggung, menyusul Hani yang sudah sampai lebih dulu.

"Deg-degan banget asli," keluh Saka pada Hani.

"Sama, gue juga!"

Mia kembali berbicara. "Keesokan harinya, ketika hari mulai gelap, Pangeran menepati janjinya sendiri, ia datang ke menara itu lagi."

"Gue duluan, ya!" ucap Saka. Hani membalasnya dengan acungan jempol.

"Rapunzel, julurkan rambutmu untukku!" seru Saka setelah sampai di dekat menara.

Jean yang sedang berlagak membaca buku, tanpa pikir panjang langsung menurunkan rambutnya, kemudian kembali melanjutkan kegiatan membacanya.

"Betapa terkejutnya Rapunzel ketika mendapati orang asing naik ke menaranya," kata Mia.

"Siapa kau? Kenapa naik ke menara ini?" tanya Jean dengan takut-takut kepada Saka yang sudah berdiri di pijakan yang sama dengannya.

Saka meringis. "Karena kau yang menjulurkan rambutmu."

"Itu karena kau yang memintanya!" kesal Jean, membuat Saka tertawa pelan. Padahal di dalam naskah tak ada adegan Flynn Rider tertawa karena melihat Rapunzel kesal.

"Lalu, untuk apa kau datang kemari?"

Saka berdeham. "Jadi begini...."

Jean melotot. "Apa?"

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang