49 - Terkuak Perlahan

887 98 11
                                    

Jean mematut dirinya di depan cermin panjang. Hari ini, ia memakai  flare long skirt warna putih yang dipadukan dengan kaos ungu pastel yang dilapisi loose cardigan warna indigo. Sepatu kets dan tas selempang pun ikut andil dalam menyempurnakan tampilannya.

Siang ini, kebun binatang menjadi destinasi wisata yang akan Jean kunjungi. Berhubung tanggal merah, Saka mengajaknya ke tempat itu. Katanya sih, semua ini ide Reyhan. Jadi, Jean tak akan kaget jika mereka ikut. Saka, Reyhan, dan Juli sudah menjadi satu paket.

Selesai berkutat dengan cermin, Jean mendengar suara Kang Yan memanggil namanya. Tepat sekali. Pasti itu Saka.

Dugaan Jean benar. Ketika ia membuka pintu rumah, kedua maniknya langsung dimanjakan oleh sosok Saka, yang seketika membuat Jean tanpa sadar menahan napas.

Apa dia nggak sakit, ya, abis jatuh dari surga gitu? batin Jean, terpukau.

"Je?"

"Jean?"

Tetap tak ada sahutan dari gadis itu.

"Jeana Adelyne binti Herman Erlangga," panggil Saka, setengah frustasi.

Jean langsung mengedipkan matanya cepat, dan berusaha mengusir lamunannya. "Oh? Eh, iya?"

Saka tersenyum miring. "Tuh kan, masih kesambet aja lo," ejeknya, "mending lo ke dukun aja deh, Je. Khawatir gue."

"Nggak kesambet. Kan setannya yang takut sama gue! Puas lo?" ucap Jean.

Tak mengindahkan Jean yang tengah merajuk, Saka langsung berjalan meninggalkannya, sontak membuat gadis itu terpaksa mengikuti langkah panjang Saka.

Sesampainya di mobil Saka, lelaki itu menyuruh Jean agar duduk di kursi depan. Tentu saja Jean menurutinya dengan senang hati. Sampai pada suatu ketika, Jean melihat Dara duduk di kursi belakang, berada di tengah-tengah Reyhan dan Juli.

Gadis itu merasa aneh. Ujung bibirnya bergetar, ingin menyapanya dengan senyuman. Namun, Jean lebih memilih untuk mengurungkan niatnya. Ia buru-buru mengalihkan pandangan dan duduk di samping Saka dengan canggung.

Mobil Saka pun melaju, membelah jalanan kota yang tak pernah sepi. Di kursi belakang, Reyhan, Juli, dan Dara sedang asik bercengkerama. Sementara Jean, ia lebih memilih diam sambil mengamati keadaan luar yang dibatasi kaca mobil.

Mendadak sebuah pertanyaan tak terduga memenuhi benaknya. Sejak kapan Dara masuk ke circle pertemanan mereka?

•ANGKASA•

Selama masuk SMA, Jean hanya berani dekat dengan Saka, hanya mengenal beberapa orang, dan hanya mengingat nama orang yang ingin ia ingat. Dengan begitu, Jean sangatlah lekat dengan stigma aneh. Namun, selama ada Saka di sisinya, semua akan baik-baik saja. Karena, lelaki itu akan menjadikan Jean sebagai satu-satunya gadis yang akan ia jaga. Begitu pikirnya.

Sayangnya, keberadaan Saka di dekat Jean malah memberikan bumerang bagi dirinya sendiri. Semakin dekat, Jean semakin dicap aneh. Bahkan, belakangan ini ia sering mendapatkan berbagai perundungan dan teror.

Jean tak ingin berburuk sangka. Akan tetapi, ada seseorang yang sudah bersedia memberi kesaksian. Menerangkan, bahwa semuanya seolah dilakukan dengan sengaja dan disertai alasan.

Orang itu berada di sana, di samping Saka yang sedang membelikan Jean air mineral dan susu kotak untuk dirinya sendiri.

Dari kejauhan, Jean bisa melihat gadis itu mencubit perut Saka setelah Saka mengatakan sesuatu. Saat itu juga, rasanya sisi jahat yang sudah ia kubur dalam-dalam ingin mencuat ke permukaan.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang