Saka sedang menonton televisi bersama Frei. Ia memakan camilan berupa keripik kentang yang dibelinya dari supermarket. Lelaki itu sedang dalam mode pelit. Tak mau sedikit pun membagi keripik miliknya dengan orang lain, sekalipun dengan kakaknya sendiri.
Frei melirik Saka."Jadi lo satu sekolah sama Jean? Kok gue baru tahu?"
"Kak Frei nggak pernah nanya, sih. Bukan salah gue." Saka memasukkan banyak keripik kentang ke mulutnya.
"Sekali-kali ajak dia ke sini lah."
"Nanti deh, kalau inget."
"Nggak hari ini aja?"
"Hari ini?" Saka tampak berpikir, "gue sama dia mau kumpul sama anak komunitas."
"Okay," jawab Frei singkat. Entah apa yang membuatnya mengalah terlalu cepat begini.
Saka menghela napas lega untuk alasan tertentu. Tak mau ambil pusing perihal masalah tadi, ia pun mengambil handphone dan mengirimkan pesan singkat pada seseorang.
•ANGKASA•
Baru saja Jean selesai mandi. Gadis yang hanya mengenakan bathrobe dengan rambut yang masih tergerai basah itu melirik ponselnya yang tergeletak tak berdaya di kasur. Ia memungutnya, lalu menyalakan data seluler. Tampaklah sebuah chat WhatsApp yang menarik perhatiannya.
Saka
OnlineGue ajak kumpul mau gak Je?
08.10Boleh, asal jangan kumpul kebo.
08.14
✓✓Astagaaa, amit-amit!!
08.14
Otak lo udah terkontaminasi Je😢
08.14
Sedih abang☹️
08.15Haha. Kumpul sama siapa lagi?
08.15
✓✓Komunitas gue, Teens Go Green. Ikut ya!
08.15Boleh.
08.15
✓✓Oke! Gue jemput jam 10 ya!!
08.15Jean membuang napasnya kasar seraya memandangi roomchat Saka dengan dirinya. Tiba-tiba pikiran negatif berkelebat di kepala Jean. Apa Saka juga memperlakukan gadis lain sama seperti Saka memperlakukan Jean?
Jean menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba menepis pertanyaan aneh itu. Ia pun duduk di meja belajar. Diambilnya sebuah buku harian kecil bersampul bunga dandelion.
Mama, Jean kangen.
Tatapannya sendu. Jemari Jean bergerak perlahan untuk membuka buku tersebut, membaca tulisan per halaman dengan cepat. Jean baru sadar jika semakin lama tulisannya semakin singkat dan terkesan misterius. Berbeda dengan tulisan Jean kecil yang sangat ekspresif.
Jean membaca tulisan yang ia tulis terakhir kali. Saat itu Jean sedang mengunci diri di kamar, ditemani ayam goreng pemberian Saka dengan perasaan campur aduk. Jadi, tulisannya kali ini agak panjang.
Jika kamu dilahirkan dengan otak yang jenius, bisakah kamu melihat hatiku yang berbunga?
Jika kamu dilahirkan dengan kepribadian hangat, bisakah aku memintamu agar tak lari kemana-mana?
Jika kamu dilahirkan dengan dianugerahi kemampuan meramal, bisakah kamu menebak gerak-gerik yang aku berikan secara tersirat?
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Teen FictionAngkasa, aku akan memberitahukan kepadamu betapa sulitnya mencintai seseorang yang sama selama dua tahun terakhir. Betapa lelahnya aku bertahan dengan sebuah rasa tanpa pengakuan. Ibaratnya seperti hatiku yang berteriak memanggil namanya, mustahil i...