Bab 20.

10.6K 385 7
                                    

Pagi ini Keisha tengah menemani Regal yang sedang bermain basket di lapangan yang berada di dekat taman, sekaligus Keisha ingin diajari bermain basket olehnya, Keisha juga tidak tahu telah dirasuki apa sampai-sampai ia ingin diajari bermain basket seperti ini.

Tuk.. Tuk.. Tuk..
Suara pantulan pola yang di dribble oleh Regal, dilihatnya ada kesempatan ia langsung melompat dan memasukkan bola basket ke dalam ringnya, Keisha yang menonton pun mendelik ia tidak tahu mengapa Regal begitu hebat dan lincah dalam bermain bola besar ini, kenapa dirinya tidak bisa? Ya jawabannya cuman satu karena ia tidak ada niatan untuk belajar, sebenarnya apa saja bisa kita lakukan kalau kita ada niat dan berusaha, tetapi Keisha sama sekali tak tertarik, dan saat ini ia sendiri juga tidak tahu kenapa ia mau diajarkan bermain bola basket.

Regal menatap Keisha yang sedang menatapnya.
"Sini Kei, katanya mau diajarin" dengan berat hati ia beranjak dari duduknya yang sebenarnya ia sudah pw (posisiwenak) duduk disana.

"Belajar dribble dulu baru nanti belajar teknik-tekniknya" Keisha hanya menganggukkan kepalanya, baru saja ia ingin mendribble bola tersebut tiba-tiba sekumpulan lelaki datang ke arahnya sembari membawa bola basket dengan cara menderibble bola tersebut sama seperti yang ingin dilakukan oleh Keisha, membuat Keisha harus memberhentikan aktivitasnya, sementara itu Regal mengerutkan keningnya.

"Kenapa berhenti?" tanya membuat Keisha menoleh dan menggelengkan kepalanya.

"Ngga jadi deh bang, rame Keisha males lain kali aja" Regal menghela nafasnya.

"Yaudah kamu diem sini bentar ya, abang mau beli minum dulu" Keisha hanya menganggukkan kepalanya dan duduk di tribun terbawah sembari memainkan ponselnya.

Bruk..
Bola basket tersebut mengenai kepala Keisha membuat Keisha meringis dan memegang kepalanya yang terasa sangat sakit, tiba-tiba ada seorang lelaki datang dengan berlari dan mengambil bola itu lalu ia lemparkan ke orang-orang yang melempar Keisha itu.

"Kalo gabisa main mending gausah main" setelah berucap, lelaki itu mendekati Keisha.

"Lo gapapa?"tanyanya membuat Keisha yang sedang menahan sakitnya pun terpaksa mengangkat kepalanya agar melihat orang yang bicara padanya, Keisha mendelik ketika mereka saling bertatapan, lelaki ini juga sama ia terkaget.

"Loh Keisha?!"ucapnya membuat Keisha menampilkan senyum kikuknya.

"Lo masih inget nama gue?"

Revan terkekeh.
"Inget lah, gue gak amnesia kok" Keisha kembali tersenyum.

"Btw, si Regal itu abang lo? Gue baru tau pas tadi gue liat lo lagi main basket sama dia, gue kirain cowo lo" lagi-lagi Keisha mendelik.

"Lo kenal abang gue?" Revan mengangguk mantap.

"Gue pernah tanding basket lawan sekolahan lo, gue kenal Regal darisana dulu kita sering latihan bareng tapi sekarang udah gapernah karena gue bener-bener lagi gaada waktu"ucap Revan membuat Keisha masih tak percaya.

"Yang artinya lo seangkatan sama abang gue?" Revan menganggukkan kepalanya lagi, Keisha mendelik dan menganga, bisa-bisanya ia tidak memakai embel kakak atau apalah karena Revan ini seniornya.

"Eh maaf maaf gue gak mangil lo pake embel-embel kakak" ucap Keisha yang sedikit merasa bersalah pada Revan, sedangkan Revan yang melihat wajah Keisha yang panik pun terkekeh.

"Gapapa santai aja, lo juga gatau"ucapan Revan membuat Keisha hanya bisa tersenyum kikuk. Tiba-tiba Revan duduk di sebelahnya membuat Keisha takut jika abangnya melihatnya, iya dia tahu bahwa Revan ini adalah teman abangnya tetapi sama saja, tangannya mulai mendingin dan sedikit basah, Keisha benar-benar sangat takut.

My Posesif BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang