Pagi ini Keisha tampak ceria seperti biasanya, Keisha menghampiri Talitha yang berada di depannya.
"Hai Tal" Talitha menoleh dan tersenyum."Lo jadi beda semenjak kejadian kemaren, udah lah gak usah dipikirin lagi" Talitha hanya mengangguk.
"Cuman masih takut aja, takut mereka ngelakuin hal yang lebih dari kemaren" Keisha tersenyum dan menepuk-nepuk pundak Talitha.
"Lo gak usah khawatir selagi lo masih sama gue, percaya itu gak akan terjadi lagi" Talitha menatap Keisha dengan tatapan terharunya.
"Aaa Kei, jangan bikin gue jadi terharu"ucap Talitha sembari memeluk Keisha dengan singkat sementara Keisha hanya terkekeh kecil melihat tingkah Talitha.
********
Saat jam istirahat berbunyi Keisha dan Talitha berjalan beriringan menuju kantin, seperti biasa mereka akan mengisi perutnya yang sudah meronta-ronta untuk diisi. Saat berada dikoridor tiba-tiba Talitha menghentikan langkahnya.
"Astaga Kei, gue kebelet banget nih gue ke toilet bentar ya lo gak papa kan ke kantin sendirian nanti gue nyusul deh"ucap Talitha yang langsung melenggang pergi begitu saja meninggalkan Keisha yang menatapnya bingung. Setelah hilangnya Talitha dari pandangannya Keisha pun berjalan seorang diri menuju kantin, sebenarnya dia agak takut tapi ia tetap berusaha cuek tak tidak memikirkan apapun yang mengganggu pikirannya.
Setelah Keisha sampai di kantin betapa terkejutnya dirinya ketika didepannya ada seorang lelaki yang sangat amat dibenci oleh abangnya beserta kedua temannya, itu adalah Vado. Vado menatap tajam ke arah Keisha membuat Keisha hanya bisa menunduk karena takut ia tidak bersama siapa-siapa saat ini yang membuatnya semakin takut, Vado mendekat kemudian mengangkat wajah Keisha agar menatapnya.
"Heh, lo bilangin ya sama abang lo, jangan pernah ikut campur sama urusan gue!"ucap Vado yang terlihat sangat emosi, Keisha tetap terdiam ia merasa sedikit sakit karena tangan Vado yang mencengkram rahangnya.
Vado tersenyum miring.
"Kebetulan gak ada siapa-siapa disini yang bakal jadi pahlawan lo, itung-itung buat gue bales dendam sama abang lo" ucap Vado, tangannya berpindah ke leher milik Keisha kemudian mulai mencekiknya membuat Keisha merintih kesakitan."K..kk..aaa..kkk.. s...aaa..kkk..ii..tttt..."rintihnya namun sama sekali tidak di dengar oleh Vado ia semakin mencekik Keisha.
"Gue bener-bener benci banget sama abang lo, semenjak abang lo terkenal karena dia selalu menang di pertandingan dia itu semakin ngelunjak, bahkan sama gue sekalipun dia sering ngelakuin hal sesuka hati dia tanpa mikirin perasaan orang lain, dan dia yang udah buat gue dibenci sama semua orang termasuk guru-guru, asal lo tau dia yang udah ngehancurin hidup gue, dan sekarang gue bener-bener udah gak tahan lagi sama sikap kakak lo itu, kalau gue gak bisa bunuh dia tapi gue bisa bunuh lo sekarang!"ucap Vado yang semakin keras mencekik leher Keisha membuatnya semakin sulit bernafas, Vado tidak bisa mengontrol emosinya saat ini, ia benar-benar sudah muak atas semuanya, ia benar-benar sudah tidak tahan atas perlakuan Regal terhadapnya.
Tak terasa air matanya mengalir mengalir begitu saja, Keisha tidak bisa menahan rasa sakit akibat cekikan dari Vado, sementara Vado sudah mati rasa, namun tak lama kemudian datang seseorang lalu menonjok wajah Vado hingga ia tersungkur ke lantai, begitu juga Keisha yang tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
Setelah beberapa jam akhirnya mata Keisha terbuka, namun Keisha masih bisa merasakan nyeri di seputaran lehernya, sementara Regal yang melihat Keisha sudah sadar pun langsung menghampirinya.
"Kei kamu gak papa? apanya yang sakit? kita ke rumah sakit ya?" Keisha tahu bahwa Regal sangat khawatir padanya terlihat dari raut wajahnya itu, Keisha pun menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Brothers
Humor"Kenapa sih kalian gak ngijinin Keisha buat pacaran? Padahal kan Kei udah besar bangg"ucap Keisha pada keempat abangnya dengan nada kesalnya, Keempat abangnya langsung menoleh ketika Keisha melontarkan pertanyaan tersebut. "Yang pertama kamu itu be...