13 ❘ Acara

2K 294 114
                                    

Seorang pemuda tampak berdiri di dekat sebuah makam sambil menggenggam se-bucket bunga lili putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang pemuda tampak berdiri di dekat sebuah makam sambil menggenggam se-bucket bunga lili putih. Perlahan, ia membungkuk untuk menaruh bunga itu di dekat bingkai foto.

Matanya menatap dengan lekat nama 'Lee Naeun' pada batu nisan kemudian beralih ke arah foto seorang gadis cantik berusia sekitar 18 tahun.

Matanya menatap dengan lekat nama 'Lee Naeun' pada batu nisan kemudian beralih ke arah foto seorang gadis cantik berusia sekitar 18 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa bilang, kutukan itu nyerang setiap gadis keturunan di keluarga kita. Tapi Nakyung keliatannya baik-baik aja. Dia masih bisa ketawa, seneng-seneng, punya pacar. Ngga kaya kamu."

Perlahan, sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyum miris, disusul setetes air mata yang membasahi pipinya. "Tenang aja, abang sebentar lagi bakal buat dia bernasib lebih buruk dari kamu, dan nyusul kakaknya. Kamu jangan khawatir."

✾Vacation✾

"Baiklah man-teman. Disini gue selaku teman kalian yang budiman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, bakal memimpin doa untuk makan kali ini. Jadi—"

"Cepetan elah. Kelamaan intro anjir."

Seungmin langsung melontarkan protesnya ke arah Nakyung —yang entah bagaimana ceritanya bisa mendapat kesempatan memimpin doa sebelum makan mereka.

Nakyung tertawa mendengar protes dari Seungmin. "Iya elah sabar kek. Berdoa menurut kepercayaan dan kecepatan masing-masing. Berdoa, dimulai."

Seketika 25 orang yang duduk membentuk sebuah lingkaran besar itu pun hening sejenak, menundukkan kepala mereka. Entah betulan berdoa atau tidak, tapi yang jelas masih ada suara bisikan dan cekikikan kecil dari beberapa orang.

"Berdoa, selesai."

Suasana hening tadi langsung lenyap, tergantikan oleh rusuhnya mereka yang entah apa yang dibicarakan. Tapi keadaan masih damai karena mereka kini makan dengan tenang sambil mengobrol ringan.

"Apaan, kok lo dikit sekali makannya?" heran Yiren ketika melihat piring Chaeryeong yang hanya terisi setengah. Ah bukan, itu mungkin hanya seperempatnya.

Bukan hanya Chaeryeong yang menoleh, tapi juga Chenle yang duduk di samping Chaeryeong.

"Lah iya. Napa lo? Tumben banget?" tanya Chenle ke Chaeryeong, ikut heran.

VacationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang