"Chenle! Jangan tutup mata lo! Lo harus bangun! Chenle!" Chaeryeong terus berseru sambil menekan luka pemuda itu, berharap pendarahannya cepat berhenti.Haechan hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat melihat temannya berjuang mempertahankan hidup. Hingga seseorang menggenggam tangannya, Haechan menoleh dan mendapati Yeji menatapnya sedemikian rupa. "Jangan nyalahin diri lo sendiri."
Pemuda itu lantas mengalihkan pandangannya. Tak ingin Yeji melihat wajahnya yang kalut.
Mereka sengaja ke halaman depan agar teman-teman yang lain tidak panik melihat keadaan Chenle dan Haechan. Beruntung Yeji sempat membawa kotak P3K dari kamar 8, jadi ia bisa memberi pertolongan pertama untuk kedua pemuda itu.
Sebuah mobil berhenti di dekat mereka. Kaca mobil turun dan tampaklah wajah Hwall menyembul dari sana. "Ayo."
"T-tapi gimana sama temen-temen yang lain?" tanya Haechan. Karena si kembar Hwall dan Yeji berencana untuk membawa Haechan dan Chenle ke rumah sakit terdekat. Yang artinya, mereka akan meninggalkan tempat itu mendahului yang lain.
"Tenang, Chan, tenang. Busnya bakal sampe sebentar lagi, temen-temen lain bakal selamat. Lo sama Chenle harus dapet penanganan dokter dulu," ucap Yeji, berusaha meyakinkan Haechan.
Tapi pemuda itu tetap bergeming, ragu pergi mendahului teman-temannya yang masih belum diketahui keadaannya. Melihat itu, Yeji memeluknya sekilas. "Percaya sama gue. Oke?"
Setelah melepas pelukannya, gadis itu menoleh ke arah Chaeryeong. "Lo juga ikut ya dek. Gue takut mereka ngincer lo lagi."
Haechan menghela napas berat. "Trus lo gimana?"
Yeji tersenyum kecut. "Gue... harus bertanggung jawab."
✾✾
"Chaeryeong, Chenle, Haechan kabur.""Lah kok bisa?? Lo gimana sih??"
"Ada beberapa tikus yang bikin kacau. Hadeh, buat susah aja."
"Yaudah biarin aja. Yang penting para target kelar."
"Sisanya diapain nih?"
"Kenapa tanya gue? Kan gue udah bilang urus sendiri?? Mau lo bunuh semua kek, mau lo bikin cacat kek. Terserah lo! Tapi, utamain orang-orang yang di list."
Terdengar suara tawa dari seberang telepon.
"Oke."
Tut tut tut!
Orang itu menghela napasnya seiring sambungan telepon ditutup. "Apasih. Tingkahnya kaya newbie," gumamnya.
Fokusnya terbuyar ketika seseorang menghampiri. "Nona."
Ia menoleh ketika merasa terpanggil. "Apa?"
"Tuan bilang beliau sibuk. Jadi ia mengijinkan Anda melihat gadis itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacation
FanfictionSiapa yang menyangka bahwa rencana liburan ke villa selama 3 hari itu akan berdampak begini? "Jadi, siapa dalang dari semua ini?!" "Tunjukin muka lo bajingan!" ( Sequel of Next Door & Kang PHP vs Playgirl )