21 ❘ Bahaya

2K 269 132
                                    

Klotak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Klotak.. klotak.. klotak..

"Jam berapa nih?"

"Hmm... Setengah dua belas."

"Ck. Gue ga nyangka kalo dia bakal langsung minta ketemuan. Apa dia segitu nolepnya? Hadeh."

"Bego. Yakali nolep. Dia itu workaholic, susah punya waktu, namanya juga CEO di perusahaan gede gini."

"Excuse me, maksud lo, CEO cabang perusahaan gede?"

"Ya ya cabang. Tapi nanti yang pusat juga bakal dia yang urus kan?"

"Kan nanti!"
"Lagian, se-workaholic apa dia sampe jam segini masih di kantor hah?? Pegawenya aja udah pada pulang. Dasar sok sibuk."

"Dih, tukang protes. Lo balik dari Tiongkok ga berubah-berubah juga."

"Berubah kok! Nih, gue jadi makin biutipul." Lalu gadis itu sengaja mengibaskan rambutnya agar mengenai wajah sang pemuda.

"Bangsat lo Jie, awas gue ketularan corona," umpat si pemuda.

"Bajingan. Mau dilempar pake heels hah?!"

"Heh. Sopan dikit kek sama senior!"

"Sok-sokan senior. Bwodoamaaatt!"
"Btw, Doy. Ruangan dia jauh amat sih? Pegel anjir. Udah tadi parkirnya di parkiran paling ujung, trus lo maksa lewat tangga."

"Cemen amat lu, baru jalan segini udah ngeluh. Gini agen? Cih, lemah."

"YA GUE PAKE HIGH HEELS INI ANJIR!"

"SIAPA JUGA SURUH PAKE, BEGO?!"

"Sialan. Iya juga. Tapi... Tapi kan..."
"Eh—"

Langkah gadis itu terhenti ketika melihat seorang gadis lain yang keluar dari ruangan paling ujung, wajahnya mendadak berseri.

"KAK JISOOOOO!!!"

Tanpa berpikir panjang, gadis yang bernama 'Jie' itu berlari menghampiri yang ia panggil 'Jisoo' dan langsung memeluknya. Sementara si 'Doy' langsung menepuk dahi melihat tingkah gadis itu.

"Oh my God kaakk! Kangen banget gue sama lo sumpah! Lo inget gue.... kan—lho? Kak? Tembeman sekarang?" Jie langsung terheran ketika melihat wajah gadis yang dipeluknya tidak sesuai dengan yang ada di ingatannya.

Sementara gadis itu tersenyum sungkan. "Anu, mbak. Saya bukan Mbak Jisoo. Saya Gyuri, sekretarisnya Pak CEO, hehe."

Seketika Jie membeku.

Untung saja lantai tiga memang hanya berisi ruang CEO dan sekretarisnya, juga beberapa kepala staff yang sudah pulang. Jadi, tidak ada yang melihat mereka.

"Makanya lo gausah banyak tingkah lah anying." Doy langsung mengapit leher Jie kemudian tersenyum sopan ke arah Gyuri. "Emm, Pak CEO-nya ada di dalam kan?"

VacationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang