42 ❘ Dendam

1.6K 303 157
                                    

"Wah, wah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wah, wah. Nekat juga mereka ini ikut campur ya."

Sebuah suara yang tak asing masuk ke pendengaran Jeno. Perlahan, ia membuka kelopak matanya dan mendapati dirinya berada di ruangan asing lengkap dengan tali yang mengekangnya.

"Oh- halo Lee Jeno. Sudah sadar?"

Mendengar namanya disebut, Jeno mendongakkan kepalanya dan mendapati seseorang tersenyum ke arahnya. Lee Eunwoo.

"Lo...," geram Jeno. Matanya sempat melirik ke arah lain. Nakyung tampak didudukkan sendiri di atas kursi kayu, sedangkan Jisung dan Minju diikat bersama tak jauh darinya. Mereka bertiga dalam keadaan tidak sadar.

Tapi Jeno tidak melihat adiknya sama sekali. "JADI LO DALANGNYA?!" tanya Jeno berseru. "MANA JIHEON?!"

Eunwoo mundur beberapa langkah, memberi ruang salah satu anak buahnya untuk menaruh mayat Jiheon tak jauh di depan Jeno.

Netra Jeno melebar, "JIHEON!" pekik Jeno sambil berusaha lepas dari ikatannya walau sia-sia. Tanpa sadar, tetes demi tetes air mata membasahi pipinya.

Gue gagal... Gue gagal... Bajingan!

Eunwoo berjongkok di dekat kepala Jiheon, menolehkan wajah Jiheon ke arah Jeno. "Nih. Ade lo."

"BANGSAATT!"

"Woah santai dong sob."
"Padahal rencananya main-main dulu, eh dia mati duluan."

"Mau lo apa?!"

Eunwoo terdiam sejenak, kemudian tersenyum. "Lo waktu itu pernah bilang. Kita senasib, dan kita harus berbagi kesedihan. Masih ingat?" Perlahan, senyumnya menghilang. "Gue cuma berbagi kesedihan kok. Seperti yang lo bilang."

"MAKSUD LO?!"

Eunwoo tertawa kecil. "Masih gak ngerti ya ternyata. Kalo gitu biar gue persingkat." Dengan gerakan pelan, Eunwoo berdiri dari posisinya. "Ade lo, gak boleh hidup sendiri."

Jeno terdiam sejenak. Kini ia mulai mengerti ke mana arah bicara Eunwoo. "Maksud lo, ade gue gak boleh hidup gara-gara Kak Naeun meninggal? Gitu?"

"Hehehehehe. Tepat sekali." Dengan lancangnya, Eunwoo menginjak-injak perut Jiheon. "Siapa yang ngijinin dia nerima donor? Siapa yang ngijinin dia hidup normal? Siapa yang ngijinin dia sembuh?! SIAPA?!"

"SINGKIRIN KAKI LO BAJINGAN!" seru Jeno. Ia semakin memberontak, wajahnya sudah merah padam, tidak tahan dengan perlakuan Eunwoo. Tapi tentu saja Eunwoo tidak peduli.

Hingga tiba-tiba seekor kucing putih memasuki ruangan itu. Berlari ke arahnya, menggeram marah lalu menarik celana panjang Eunwoo menggunakan mulutnya.

"Apa-apaan ini?!" tukas Eunwoo kesal sambil menendang kucing itu hingga terpental lumayan jauh.

"Meong! Meong! Meong!" Kucing itu masih mengerang sambil bangkit dan mendekat ke arah Eunwoo.

VacationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang