44 ❘ Kritis

1.8K 295 119
                                    

Suara senandung menyapa telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara senandung menyapa telinganya. Perlahan, Eunwoo membuka kedua mata dan mendapati warna putih mendominasi pandangan.

Bukan, ini bukan rumah sakit. Tapi sebuah tempat tanpa dasar, tanpa dinding, tanpa langit-langit. Sejauh mata memandang hanya ada warna putih.

'Ini di mana?'

Eunwoo menyebar pandangannya dan mendapati seorang gadis duduk membelakanginya, sambil bersenandung dan memangku seekor ... kucing?

Surai dan punggung yang terlihat familiar. Dengan ragu, Eunwoo memanggilnya, "Naeun?"

Gadis itu berhenti bersenandung, tangannya yang tadi sibuk mengelus kucing di pangkuannya juga terhenti. Perlahan, ia menoleh.

"Hai abang," sapa gadis itu sembari tersenyum. Ia mulai bangun dari duduknya—masih sambil menggendong kucing itu—dan menghampiri Eunwoo.

Bibir Eunwoo masih terkunci rapat ketika gadis itu telah berdiri di hadapannya. Lagi, gadis itu tersenyum ke arahnya. Tapi ada sesuatu yang mengganjal.

Kucing itu, seperti memelototinya.

"Aku sayaang banget sama abang. Abang juga kan?" Naeun mulai membuka suaranya.

"Iya," jawab Eunwoo. "Tentu saja."

"Tapi kenapa ... abang gak ngasih aku kesempatan?"—Naeun memberi jeda ucapannya—"Kenapa abang keras kepala?"

Dahi Eunwoo mengernyit, tidak mengerti. "Maksudmu?"

"Abang pasti gak ngenalin aku kan?" Naeun kembali mengelus kucing di gendongannya. "Iya, pasti engga."

"Naeun, tolong bicara yang jelas."

"Aku udah nyoba buat nyegah abang." Naeun menghela napasnya. "Bang, aku kecewa sama kamu—"

Naeun terlihat mengatakan beberapa baris kalimat lagi, tapi Eunwoo sama sekali tidak dapat mendengarnya. Telinganya berdenging semakin keras dan semakin keras.

Hal itu membuat Eunwoo menunduk sembari memegangi kepalanya. Hingga tiba-tiba telinganya tak berdenging lagi.

"Maaf ... Naeun ...," gumam Eunwoo. "Aku menyesal, biarkan aku ikut denganmu."

"Semudah itu?"

Eunwoo tertegun ketika suara yang terdengar berbeda. Itu bukan Naeun. Buru-buru ia mendongak dan telah mendapati ruangan putih itu berganti dengan kegelapan.

Dan orang yang di depannya, bukan lagi Naeun.

Tapi...

"Nakyung...."

"Hiks ... hiks ... huhuhuhu ...." Tangisan pilu terdengar dari gadis itu. Gadis itu menangis, tapi tidak mengeluarkan air mata, melainkan darah. Perlahan, Eunwoo dapat melihat gadis itu mulai berlumur darah di sekujur tubuhnya.

VacationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang