37 ❘ Menyelinap

1.7K 315 173
                                    

"Ini villa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini villa?"

Setelah menyebrang sungai dan melewati hutan, langkah Ryujin dan Minju terhenti ketika mereka sampai tak jauh dari sebuah bangunan megah namun terlihat tua. Mereka sibuk menatap linglung ke arah bangunan itu.

Minju melirik ke arah kucing yang kini menatap mereka intens. Seakan berkata, 'Cepat masuk.'

"Mungkin ini villa yang dijadiin markas?" duga Minju. "Apa gak terlalu bahaya kalo kita masuk?"

Ryujin terlihat berpikir kemudian menoleh ke arah Minju. "Bahaya itu pasti. Tapi ... gue gak bakal jadi pengecut lagi. Pergunain apapun buat jadi senjata."

"... Jadi?"

"Iya. Kita masuk. Firasat gue bilang, di dalem sini pasti ada sesuatu."

"Oke. Gue mau berdoa dulu." Minju lantas memejamkan mata sejenak, setelahnya ia kembali menatap Ryujin.

"Udah?" tanya Ryujin yang kemudian dibalas anggukan semangat dari gadis itu.

Akhirnya, mereka pun mulai menyelinap masuk ke dalam bangunan itu. Kali ini, kucing yang sedari tadi memimpin, memilih untuk mengikuti langkah mereka. Seakan ia memang bertugas hanya untuk mengantar mereka sampai sini.

Suara langkah kaki tak dikenal membuat kedua gadis itu panik. Buru-buru mereka bersembunyi di balik sebuah sofa besar yang kebetulan terjangkau.

"Haduh. Anak-anak SMA itu nyusahin juga."

"Lo gapapa tuh? Kena tembak gitu."

"Gapapa gundulmu! Ya sekarang mau diobatinlah. Lo urus aja tuh bocah."

Terdengar sebuah langkah kaki yang menjauh, disusul suara helaan napas. "Seenaknya merintah-merintah," gerutu seseorang.

Sebuah langkah kaki mendekat. Sepertinya orang itu menaruh sesuatu pada sofa seberang yang Minju dan Ryujin pergunakan untuk sembunyi.

Ctik!
Psshh!

Baik Ryujin maupun Minju mengendus-endus bau tidak sedap yang perlahan muncul. Sesaat kemudian, ruangan itu penuh dengan asap rokok. Orang itu sepertinya membakar rokoknya. Minju yang tidak tahan dengan rokok mulai menutup rapat mulut dan hidungnya.

Melihat itu, Ryujin tidak bisa diam lagi, terlebih ini adalah kesempatan besar. Tanpa berpikir panjang, ia keluar dari tempat persembunyian, meraih sebuah vas bunga kemudian melemparkannya ke arah belakang kepala orang itu.

Tepat sasaran.

Duk!
Prang!

Seketika, orang itu limbung dan tak sadarkan diri dengan darah yang mengucur dari belakang kepalanya. Minju lantas keluar dari persembunyian sambil menutup mulutnya, syok dengan aksi Ryujin.

Dengan angkuh, Ryujin mematikan rokok yang masih menyala kemudian mengambil pecahan vas kaca yang tadi ia lempar. Ia menoleh ke arah Minju. "Senjata," katanya.

VacationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang