"Dia nyebelin sih, tapi gue sayang."
Bagi Alena, Ethan itu laki-laki yang paling menyebalkan yang pernah ia temui.
Sedangkan bagi Ethan, Alena adalah perempuan teraneh yang pernah ia kenal di dunia ini.
Bagaimana jika Ethan mulai menyukai dan tertar...
Vino datang dari kelasnya sembari membawa beberapa buku, Alena memberitahu Meera bahwa Vino datang mendekat ke arah mereka berdua.
Meera tersenyum senang memdengar jawaban dari Alena, gadis itu memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Alena.
Alena terlihat senang karena sahabatnya sudah mau mempercayainya, senyuman di kedua gadis itu pun akhirnya terlihat. Lalu terdengar suara langkah kaki laki-laki yang tak lain adalah Vino.
Laki-laki itu menyapa Meera dan Alena, Vino kemudian memberitahu bahwa ia banyak sekali tugas untuk minggu depan.
Meera menawarkan kepada Alena agar gadis itu ikut pulang bersamanya, karena ia tahu Alena tidak mungkin pulang bersama Ethan.
"Lo mau pulang bareng kita gak? Atau lo pulang sama Ethan dan diskusi tentang hubungan kalian?" tanya Meera kepada Alena.
Vino sedikit menyenggol lengan Meera, memberi kode untuk jangan membahas topik ini. Meera tidak terlalu mengerti.
Alena kemudian tersenyum menatap kedua sahabatnya. Sebuah senyuman yang begitu miris, terlalu sedih untuk di jelaskan.
"Gue putus sama Ethan." ujar Alena dengan sebuah senyuman yang amat sangat menyakitkan.
"APA?!" jerit Bryan begitu kencangnya dari belakang Alena membuat gadis itu kaget.
"Bising lu!" ketus Meera kesal menatap Bryan.
"Maklum toa masjid mah gitu." hina Budi menatap jengkel Bryan.
Bryan kesal dengan Budi, laki laki itu hendak memukul sahabatnya namun ditahan oleh Vino. "Entar lo berdua gue lempar pake buku sejarah yang tebalnya melebihi lemak si Bryan juga lama-lama."