"Dia nyebelin sih, tapi gue sayang."
Bagi Alena, Ethan itu laki-laki yang paling menyebalkan yang pernah ia temui.
Sedangkan bagi Ethan, Alena adalah perempuan teraneh yang pernah ia kenal di dunia ini.
Bagaimana jika Ethan mulai menyukai dan tertar...
'Lo bikin hati gue sakit lagi untuk ke sekian kalinya, Ethan.'
-Alena Adya Christy.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 49 : Sakit
Selamat membaca 💫
Sudah beberapa hari Alena berada di rumah sakit, kini keadaan gadis itu sudah lebih membaik.
Alena yang sangat tidak menyukai rumah sakit, memustuskan untuk meminta izin kepada dokter di rumah sakit tersebut agar lebih cepat memulangkannya.
Alena sungguh merindukan keluarga dan teman sekelasnya, gadis itu berulang kali meminta kepada dokter untuk mengizinkannya pulang.
Dokter awalnya tidak bisa mengizinkannya, mengingat benturan yang terjadi kepada Alena.
Namun lama-kelamaan, dokter pun akhirnya mengizinkan gadis itu untuk pulang.
Hari ini saatnya Alena berangkat sekolah dan bertemu dengan teman-temannya.
Alena sudah di izinkan pulang sejak 2 hari yang lalu, gadis itu begitu semangat ketika dokter mengizinkannya untuk meninggalkan rumah sakit.
Tok Tok Tok.
"Masuk aja, gak di kunci." ujar Alena sambil mengikat rambutnya.
Datanglah seorang laki-laki yang terlihat lebih muda daripada Alena, memasuki kamar sang kakak. "Lo emang udah sembuh beneran?"
Alena tersenyum menatap wajah sang adik, Alano. Gadis itu tersenyum membalas pertanyaan Alano yang terlihat begitu khawatir.
Dibalik rasa cuek sang adik, tersimpan sebuah rasa sayang yang begitu besar kepada kakaknya.
Alena bersyukur memiliki seorang adik yang begitu sayang dan perhatian kepadanya, meski adiknya tak pernah mengatakannya secara langsung.
"Kalo masih kurang fit, lo di rumah aja. Nanti takutnya lo pingsa--" Perkataan Alano langsung dipotong oleh senyuman dari Alena.
Alano menghembuskan nafasnya berat.
"Gue gak apa-apa kok. Lo tenang aja," sela Alena lembut menatap sang adik, tatapan resah dari Alano pun mulai mereda.
"Yaudah, gue keluar dulu." ucap Alano pergi menjauh.
Alena tersenyum menatap kepergian Alano, gadis itu sangat bahagia karena ia masih memiliki seorang adik laki-laki yang sangat perhatian dan menyayanginya.
Sebelum Alano benar-benar keluar sepenuhnya, Alena memeluk laki-laki itu dari belakang. Pelukan hangat dari sang kakak yang membuat hati Alano merasa nyaman.