#Episode_1
***
Rintik rintik air langit berjatuhan menyapa alam semesta, khususnya daerah sekitaran kaki gunung Galunggung.Lengkap rasanya dengan semarak suara jangkrik yang cukup nyaring terdengar dari jendela kayu dengan celah garis-garis cukup besar. Ditambah suhu udara malam ini sungguh menusuk pori-pori kulit hingga menyelinap ke dalam tulang belulang.
Kondisi seperti ini memang sangat cocok untuk bergelung dengan benda berbulu tebal yang kini membungkus bagian dada hingga telapak kaki. Piyama pink lengan panjang serta kaos kaki panjang selutut sudah membungkus rapat kakiku, tapi entah kenapa rasanya masih tetap dingin.
Tangan kanan dan kiriku sibuk dengan benda pipih dalam genggaman, menggeser layarnya ke atas ke bawah, ke samping kanan dan kiri, keluar masuk satu aplikasi media sosial ke media sosial lain. Ternyata tak ada hal yang menarik malam ini dalam benda pipih itu.
Aku melihat angka jam di layar ponselku, menunjukkan pukul 21.14. ketenanganku terusik dengan cekikikan berasal dari sebelah kanan tempat tidur ku, tepatnya di bagian bawah kasur, tempat aku merebahkan diri bersama seorang teman yang sudah terlelap dalam damai.
Karena penasaran, lantas aku melirik ke bagian bawah tempat tidur, tiga temanku tengah asyik melihat sebuah video dari ponsel Arina, sekilas kulihat video tersebut adalah sebuah video dari aplikasi yang akhir-akhir ini tengah naik daun, kalau tidak salah namanya tik tok. Mereka masih asyik tertawa sambil terus memperhatikan video selanjutnya.
Mereka tak menyadari kalau aku tengah memperhatikan. Sesekali ikut tertawa kecil, sampai Arina mendongakkan kepalanya melihat ku.
"Aku kira udah tidur, Vy ...?" Ujar Arina.
Aku menegakkan tubuhku, lalu menyingkap selimut tebal yang membungkus setengah badanku.
"Hehe, belum ... Aku belum ke kamar mandi, mau cuci muka sama gosok gigi dulu. Tapi ini rasanya dingin banget." Ujarku sedikit menggigil."Oh, ya udah sana. Keburu malem. Aku ajakin tadi gak mau." Ujar Arina lagi, kembali fokus pada ponselnya.
Aku menghela nafas berat. Lalu mengenakan jilbab instan, melepaskan kaos kaki yang telah melekat. Dan segera menyambar gayung kuning berisi perlengkapan mandi.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka, dan hawa dingin benar-benar menusuk sampai ke tulang, karena ruangan di luar kamar tak beralaskan karpet seperti di kamar, juga begitu aku keluar kamar langsung masuk ke ruang tamu.
Dan dinding ruang tamu ini adalah sebuah tembok bolong-bolong, dengan ukuran panjangnya sekitar tiga puluh centimeter, dan lebarnya sekitar lima centimeter. Rumah bergaya klasik ini benar-benar unik dan antik. Seperti pemilik nya. Yaitu pak RT bernama Pak Adang dan Bu Nining.
Oh ya jadi saat ini, aku dan 10 rekanku tengah menjalani satu program wajib dari kampus yang bernama KKN.
Apa itu KKN?
KKN adalah akronim dari Kuliah Kerja Nyata, salah satu program dimana setiap mahasiswa-mahasiswi tingkat 3 atau bisa jadi sesuai kebijakan perguruan tinggi masing-masing, menjalani sebuah pembelajaran atau mengabdikan diri pada masyarakat sekitar, lebih tepatnya belajar langsung di kehidupan nyata, di lingkungan masyarakat, sebagai bekal nanti setelah lulus kuliah, sambil menerapkan Konsep-konsep yang di pelajari selama di bangku kuliah. selama beberapa waktu. Kalau kebijakan yang di keluarkan oleh kampus ku, lama waktu KKN ini 45 hari.
Satu tim terdiri dari sebelas orang, enam laki-laki dan lima perempuan. Kami semua terdiri dari dua jurusan berbeda, mayoritas berasal dari jurusan Pendidikan Agama Islam, termasuk aku dan delapan orang lainnya. Sedangkan dua orang berasal dari jurusan ekonomi Syariah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN - Kuliah Khitbah Nikah (COMPLETED - Proses REVISI)
General FictionBagi mahasiswa, KKN tentunya bukanlah hal asing. Namun, bagi perempuan bernama Divya Safitri, KKN adalah mimpi buruk yang membuatnya ingin segera terbangun. Sebuah desa di kawasan Gunung Galunggung menjadi lokasi yang harus ia taklukkan demi menunt...