#Episode_20
Happy Reading Everyone 🤗
***
Hari yang telah dinantikan selama beberapa waktu lalu akhirnya tiba. Penghujung bulan kemerdekaan Indonesia diakhiri dengan acara besar yang terselenggara dengan cukup baik. Berkat kerjasama berbagai pihak, terutama para aparatur pemerintah beserta jajarannya di wilayah desa Sukamahi ini.
Sejak pagi buta semua persiapan telah rampung. Hanya tinggal menjalankan semuanya sesuai planning yang telah disusun sejak jauh-jauh hari dan telah disetujui oleh semua pihak.
Seluruh jajaran staf pemerintahan telah hadir di area balai desa. Siap menyambut kedatangan tamu besar dari pihak pemerintah kabupaten dan kecamatan.
Aneka kesenian tradisional pun telah siap menyambut kedatangan para tamu, diluar area balai desa telah berjajar rapi kelompok pencak silat, dan kesenian kuda lumping.
Melaju ke bagian dalam, aku dan ibu-ibu tim penggerak PKK berseragam black-pink telah berjajar rapi untuk senam. Serta para tamu undangan dari berbagai desa telah hadir menduduki kursi-kursi yang telah disediakan di pelataran balai desa, dibawah naungan tenda.
Juga tak ketinggalan, warga masyarakat sangat kalah antusias, menyaksikan langsung di sepanjang jalan menuju balai desa.
Suasana ramai tak terelakkan lagi. MC pun telah mengomando bahwa acara akan segera dimulai. Tim dokumentasi kegiatan telah siap dengan lensa kamera di tangan masing-masing, diantara banyaknya tim dokumentasi, mereka adalah Otong dan Nawa.
Tepat pukul 08.00 tamu-tamu penting yang dinanti akhirnya tiba, maka dimulailah semua rangkaian acara dengan cukup baik. Senam, pertunjukan silat, kesenian kuda lumping, dan lain sebagainya dilaksanakan hampir bersamaan. Diiringi dengan prosesi pengalungan bunga kepada ibu Bupati sekaligus sebagai ibu ketua penggerak PKK tingkat kabupaten.
Selepas acara penyambutan selesai, aku dan ibu-ibu berkaos black-pink diperintahkan untuk langsung memasuki aula. Mengikuti para tamu penting yang telah masuk dan menduduki posisi di dalam.
"Kalau ganti baju dulu pake batik PKK gak akan sempet. Jadi langsung aja masuk." Ujar Bu Yuyun. Selaku koordinator tim ibu-ibu PKK.
Maka sesuai perintah beliau, kami semua langsung memasuki aula, melalui pintu belakang. Berjajar rapi di hadapan ibu Bupati dan jajarannya. Pak Aceng, selaku pemain organ tunggal pun sudah standby dengan alatnya.
Dan sesuai komando, lagu-lagu yang telah kami nyanyikan setiap sore pun dibawakan dengan cukup sempurna. Prediksiku meleset, awalnya kupikir suasana akan tegang dan menyeramkan. Tapi justru sebaliknya. Riuh tepuk tangan, dan antusias para tamu menggema di seluruh ruangan aula balai desa. Kulihat ibu Bupati pun tersenyum bangga menyaksikan pertunjukan kami. Hasil latihan selama kurang lebih satu bulan akhirnya terbayar dengan hasil yang maksimal.
Hampir tiga puluh menit kami menampilkan performance terbaik. Dan diakhiri dengan standing applaus dari para tamu undangan. Rasa bahagia pun menjalar ke seluruh tubuhku. Benar-benar pengalaman pertama dan berharga bagiku. Dan tak akan pernah bisa kulupa selamanya.
"Wah ... Sukses! Gak nyangka bakal heboh." Ujar Arina.
"Iya ya, aku pikir bakal kaku para tamu nya." Dita nampak antusias.
"Say ... Sini foto-foto dulu." Teh Nonik mengajak kami untuk berfoto bersama.
Dengan senang hati kami mendokumentasikan banyak sekali foto. Bukan hanya foto dengan ibu-ibu berkaos black-pink saja, tapi dengan pak kades, hansip dan juga dengan pak TNI, pak polisi yang hadir menjaga keamanan dan ketertiban acara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN - Kuliah Khitbah Nikah (COMPLETED - Proses REVISI)
General FictionBagi mahasiswa, KKN tentunya bukanlah hal asing. Namun, bagi perempuan bernama Divya Safitri, KKN adalah mimpi buruk yang membuatnya ingin segera terbangun. Sebuah desa di kawasan Gunung Galunggung menjadi lokasi yang harus ia taklukkan demi menunt...