Selamat Pagi, teman-teman ...
Aku update episode baru nih, mudah-mudahan suka ya. 🙂
Terimakasih untuk yang telah berkenan membaca, memberi vote, juga komentarnya untuk cerita ini. 🙏🏼
🎓🎓🎓
You can't make an omelette without breaking the eggs. Kamu tidak akan bisa membuat omelette tanpa memecahkan telur.
Untuk mencapai suatu tujuan, harus ada sesuatu yang dikorbankan, entah itu tenaga, waktu, hingga sejumlah uang.
Begitupun apa yang kucapai hari ini, merupakan salah satu hasil dari beberapa pengorbanan yang telah ku lalui di masa yang telah lalu.
Kiranya aku cukup beruntung karena bisa sampai pada tahap ini. Hari yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya, bisa mengenakan jubah hitam berlengan lebar tiga perempat, serta topi segi lima dengan tali menjuntai disebelah kiri, tepat di atas kepala yang terbalut kerudung warna hijau mint senada dengan kebaya yang kenakan hari ini. Kebaya yang sengaja dibuat kembar dengan malaikat tak bersayapku.
Duduk diantara wisudawan wisudawati lainnya di auditorium kampus yang menampung semua tamu yang turut hadir menjadi saksi pengukuhan gelar sarjana bagi setiap mahasiswa dari berbagai program studi yang ada, setelah memenuhi syarat dan melalui tahapan yang tidak bisa dikatakan mudah.
Gemuruh suara manusia berdengung bagai suara tawon yang berkerumun. Mereka sibuk dengan aneka macam aktivitas, mulai dari merapikan dandanan, berfoto bersama, hingga bercengkrama dengan sesama.
"Kamu pinter ih dandannya, Ri." Pujiku tulus, memperhatikannya yang tengah menyapukan lip tint dibibirnya.
"Berkat Tante YouTube ini mah." Riri tertawa kecil, seraya merapikan alat make up nya ke dalam tas yang dibawanya.
"Tapi beneran rapi, cantik tau ih, kayak buatan MUA profesional." Ucapku lagi.
Riri kembali tertawa mendengar ucapanku. "Ya, aku sih gunain alat make up seadanya aja, Vy. Lumayanlah ngirit uang, sekarang mah aku mesti pinter-pinter ngelola uang yang dikasih Kang Nirwan, ya buat dapur, buat bayar cicilan, buat bayar listrik, dan banyak lagi." Jelasnya, masih mengamati wajahnya di cermin kecil.
"Riri, Divya, Liat sini ..." Suci mengarahkan kamera ponselnya kepada kami. Dengan senang hati aku pun menyambutnya dengan senyuman terbaikku. Kebetulan aku duduk diantara Riri dan Suci.
Beberapa foto diabadikan menggunakan kamera, sebelum akhirnya suara pemandu acara bergema di seantero ruangan. Mengumumkan bahwa prosesi wisuda akan segera dihelat.
Rangkaian prosesi wisuda digelar dengan khidmat, persis seperti gladi resik yang dilaksanakan kemarin. Bedanya adalah beberapa kamera yang menyala di setiap sudut ruangan, salah satunya adalah kamera milik stasiun televisi lokal yang meliput acara hari ini.
Ada setetes haru yang tiba-tiba menderu dalam qalbu, ketika hymne dan mars kebanggaan kampus bergema di ruangan diiringi alunan musik syahdu.
Terlebih ketika namaku disebut sebagai salah satu mahasiswa dengan predikat perolehan nilai terbaik, bahasa kerennya disebut cumlaude. Alhamdulillah kuucapkan dalam hati, atas segala karunia-Nya yang tiada bertepi.
Satu persatu nama telah disebutkan beserta gelar masing-masing, serta berpindahnya tali ditopi segi lima ke arah kanan menjadi salah satu bukti bahwa kini, kami resmi menyandang gelar alumni sekaligus sarjana.
Prosesi wisuda pun selesai dengan khidmat, kini saatnya kami menemui sanak keluarga yang telah menanti disana.Diantara lautan manusia, netraku kelimpungan menemukan sosoknya, menghubungi via telepon pun akan sia-sia karena riuh suasana mengaburkan fokusku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN - Kuliah Khitbah Nikah (COMPLETED - Proses REVISI)
General FictionBagi mahasiswa, KKN tentunya bukanlah hal asing. Namun, bagi perempuan bernama Divya Safitri, KKN adalah mimpi buruk yang membuatnya ingin segera terbangun. Sebuah desa di kawasan Gunung Galunggung menjadi lokasi yang harus ia taklukkan demi menunt...