Terimakasih atas kunjungannya ke cerita saya disini ...
Selamat Membaca 💛
_______________________________________Aku ini salah satu orang yang tidak tahu banyak soal tempat-tempat wisata. Bahkan di kota kelahiranku sekalipun, aku tidak tahu secara keseluruhan. Termasuk tentang tempat-tempat yang sedang hits dan kekinian yang ada disini.
Yang kutahu hanya sebatas Objek wisata Karangresik, objek wisata situ gede, Kampung Naga, dan hutan Pinus yang ada di daerah Cisayong. Selebihnya aku kurang tahu.
Dua pekan berlalu, setelah kepulanganku dari lokasi KKN.
Rasa rindu akan semua hal yang berkaitan dengan KKN terus menggelangi hati dan pikiranku, sampai hari ini. Grup WhatsApp tak pernah sepi selama dua pekan belakangan ini. Ada saja topik bahasan disana.
Entah itu seputar bully-membully yang hanya sebatas candaan semata, KKN report, gosip terbaru di lokasi KKN, hingga merembet pada persoalan pribadi.
Kedekatanku dengannya pun tak luput dari perhatian mereka, dan sudah tercium oleh teman-teman satu tim. Entah bagaimana ceritanya, yang jelas aku ataupun dirinya tak pernah menyengaja mempublikasikan semua.
Tapi, karena sudah terlanjur mereka tahu. Akhirnya aku memilih untuk membiarkannya mengalir begitu saja.
Rencanaku hari ini adalah melepas penat, mengistirahatkan pikiran dan raga yang sejak sepekan disibukkan dengan KKN report alias laporan KKN yang belum juga usai. Padahal deadline tinggal beberapa hari lagi.Secara keseluruhan, aku yang mengerjakan semua itu, meski sedikit-sedikit dibantu oleh yang lain. Ya konsekuensi menjadi sekretaris mungkin seperti ini.
"Si Mas Nawa sama Mas Reyhan jadi ikut gak sih?" Arina mondar mandir menelpon seseorang.
"Coba di telepon lagi, Rin." Usulku.
"Iya, ini juga lagi di telepon. Tapi gak diangkat terus ..."
Melihatnya mondar-mandir membuatku pusing tak karuan. Aku, dan lainnya duduk santai di halaman rumah Arina yang cukup luas. Dua kursi taman berbahan besi menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai ria sambil menikmati indahnyanya pemandangan dari pot-pot tanaman hias milik ibunya Arina, serta sebuah kolam ikan hias menambah kesejukan pagi ini.
Rumah minimalis bergaya modern milik Arina sekeluarga ini terletak di dekat pasar induk Cikurubuk. Salah satu pasar paling besar di wilayah Tasikmalaya. Namun meski tak jauh dari pasar, rumah Arina ini berada di pemukiman yang cukup sepi dan masih banyak lahan kosong disekitarnya. Sawah pun masih terhampar luas sejauh mata memandang.
"Mereka nyusul katanya. Jadi kita berangkat sekarang aja, keburu siang." Ujar Arina.
Pantai Pangandaran adalah tempat yang akan dituju kali ini. Perjalanan akan ditempuh menggunakan mobil Toyota Avanza milik orangtua Arina. Setelah sebelumnya aku dan yang lainnya dinasehati dengan berbagai wejangan oleh Ayah dan ibunya.
Setahuku, menurut peta yang ada di rumah, pantai Pangandaran berada di sebelah Selatan kabupaten Tasikmalaya. Dan merupakan salah satu pantai di daerah Jawa Barat yang paling ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Ini adalah kali ketiga bagiku mengunjungi Pantai Pangandaran. Setelah sebelumnya aku berkunjung bersama keluarga dan teman-teman sekelas, saat menghadiri undangan pernikahan Ilma, yang berlokasi di daerah Cijulang.
Waktu tempuh untuk sampai lokasi kurang lebih tiga sampai empat jam perjalanan menggunakan mobil, kalau tidak terjebak macet, dengan mengambil jalur Banjar. Tapi, kali ini rencananya kami akan melewati jalur yang berbeda, yaitu melalui jalur daerah selatan kabupaten Tasikmalaya. Menyusuri Kecamatan Sukaraja, Jatiwaras, Salopa dan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN - Kuliah Khitbah Nikah (COMPLETED - Proses REVISI)
General FictionBagi mahasiswa, KKN tentunya bukanlah hal asing. Namun, bagi perempuan bernama Divya Safitri, KKN adalah mimpi buruk yang membuatnya ingin segera terbangun. Sebuah desa di kawasan Gunung Galunggung menjadi lokasi yang harus ia taklukkan demi menunt...