Pernikahan Impian

4.1K 243 0
                                    

Terimakasih atas kunjungannya di cerita ini 🙏🏼
Vote, Comment nya tetap ditunggu ya, Everyone 🤗

Happy reading ...
___________________________________________

💐💐💐

Seorang perempuan dilahirkan beberapa kali. Pertama, saat ia terlahir sebagai seorang anak. Melalui tahapan-tahapan juga proses panjang yang dilalui. Dimana segala hak dan kewajibannya ada pada dirinya dan orangtuanya. Menjadi seorang anak, bukanlah hal yang mudah.

Tapi, semuanya bisa dipelajari dengan sebuah pendidikan yang berasal dari seorang ibu. Sebuah pepatah mengatakan, 'Al ummu madrosatul ula' artinya ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya. Jadi, dengan didikan yang tepat dan benar maka seorang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mengesankan bagi siapapun itu.

Kedua, seorang perempuan dilahirkan sebagai seorang istri. Hal ini merupakan fase yang pasti dan kebanyakan dilalui oleh setiap perempuan zaman sekarang saat usianya menginjak angka di atas 20 tahun atau lebih, meskipun ada juga mereka yang terlahir sebagai seorang istri pada usia dibawah angka 20.
Misalnya, seperti zaman dulu. Seperti zaman Rasulullah Saw. Sayyidah Aisyah r.a. dinikahi oleh Rasulullah saat usianya menginjak angka 9 tahun. Atau nenek moyang kita juga, menjadi seorang istri di usia yang cukup muda.

Ketiga, seorang perempuan dilahirkan sebagai seorang ibu. Setiap perempuan bisa menjadi seorang ibu, karena ia telah melahirkan seorang anak. Tapi, bukan berarti mereka yang tidak bisa melahirkan anak karena beberapa alasan,  tidak bisa disebut ibu. Mereka tetap bisa menjadi ibu, jikalau mereka memiliki naluri keibuan. Dan rata-rata setiap perempuan memiliki naluri tersebut. Meskipun ia tidak pernah melahirkan seorang anak.

Hari ini, aku duduk termenung di depan cermin meja rias. Memperhatikan perempuan muda berjilbab pink memoleskan aneka macam alat make-up diatas wajahku. Sesekali, pandangan mataku beralih ke samping kanan, melihat ia begitu pangling mendapatkan riasan yang menambah seratus persen auranya.

Akhirnya hari ini benar-benar terjadi. Hari yang paling dinantikan semua orang, semua pasangan yang dipertemukan oleh sang Maha Kuasa dengan berbagai cara yang tak diduga-duga. Skenario Allah memang selalu luar biasa.

Aku adalah salah satu saksi perjalanan cinta mereka,  juga salah satu orang paling bahagia atas tibanya hari ini. Dimana salah satu sahabat baikku akan melepaskan masa lajangnya, bersanding dengan laki-laki terbaik untuknya.

"Teh, tutup matanya sebentar." Pintanya.

Seorang perias yang mendandaniku.
Aku pun menuruti perintahnya. Kemudian ia menyapukan sesuatu di kelopak mataku. Sekitar beberapa detik. Dalam anganku, bayangannya terlintas begitu saja, ia yang tengah jauh disana, tak berkabar padaku beberapa hari ini.

Ada sebuah rasa yang menggelayuti jiwa, saat keadaan biasanya tak seperti biasanya. Orang-orang bilang, hal itu dinamakan rindu.

Rindu hadir saat raga tak mampu melebur jarak yang terbentang. Rindu ini tercipta begitu saja ketika ia tak dapat dijangkau oleh sebuah pesan atau panggilan. Rindu ini, lamat-lamat mengalir dari pikiran, hingga bermuara pada hati yang tetap menanti.

"Selesai, Teh. Sekarang tinggal ganti baju." Ujarnya. Membuyarkan lamunanku.

Aku pun kembali membuka mataku. Memperhatikan detail sapuan make up yang kini menutupi wajah asliku. Ini adalah kali pertamaku mendapatkan sebuah polesan make up yang cukup banyak hingga aku tak mengenali wajahku sendiri di depan cermin ini. Tarikan garis senyum tersungging begitu saja, saat mataku berserobok dengan mata si perias.

KKN - Kuliah Khitbah Nikah (COMPLETED - Proses REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang