- ' 32

264 16 0
                                    

Dear Knight

- i'm here because of you, my dear knight. -

- all my dreams never mean one thing. does happiness lie in a diamond ring? oh, i've been askin' for. oh, i've been askin' for problems. problems, problems. -

_________________________

MATA Masha meliar memandang sekeliling. Beberapa kumpulan manusia yang sudah terbentuk membulat sesama mereka dipandang sekilas. Keluhan berat dilepaskan.

" Asal time aku je, group mesti dapat yang noob-noob " keluh Masha diikuti keluhan panjang. Wajah pasrah dipamerkan.

Masing-masing yang mendengar mencebikkan bibir bosan. Jelingan juga tidak ketinggalan diberikan buat Masha. Wendy menyiku lengan Qirah disebelah. Melihat akan pandangan Wendy, terus Qirah menganggukkan kepala perlahan tanda faham.

" Masha, Masha. Cakap pasal diri sendiri memang susah. " perli Qirah. Masha yang terasa pantas menjeling tajam ke arahnya. Sengih sinis Qirah tayang. " —ok macam biasa. Siapa ketua, siapa penolong? " tanya Qirah bernada biasa. Pandangan dibawa kearah sekeliling begitu juga mereka yang mendengar. Satu sama lain dipandang meminta jawapan bersama dahi berkerut diikuti kening terangkat.

Masha tersengih menyenget.
" Tak payah tanya pun aku dah tahu siapa. " balas Masha kerek. Qirah sekadar mempamerkan muka bosan. Bebola mata digulingkan.

" Ketua, Masha. Penolong, Wendy. " balas Qirah senada. Wendy disebelah membulatkan mata tanda terkejut.

Pandangan Wendy terarah ke muka pasrah Qirah kemudian beralih ke arah Masha. Mata mereka bertaut. Senyum seperti kucing nak mengawan membuatkan Wendy menelan air liur kelat. Bulu roma tangan yang mulai meremang di gosok-gosok.

" Ke-kenapa aku? " tanya Wendy dengan muka acah sendunya. Masing-masing dipandang minta simpati.

" Sebab kau je yang bertahan dengan si Masha ni. " balasan daripada Eyka membuatkan riak wajah Wendy semakin mengendur.

" Betul, aku awal-awal memang dah surrender dah. " balas Syaf bersama kedua belah tangan yang sudah terangkat keatas. Dah macam kena tangkap polis dah pun.

Pandangan layu Wendy dibawa terarah ke arah Eva. Mata-mata tertumpu ke arah Eva meminta jawapan.

Pandangan kosong Eva berikan, seperti biasa. Keningnya terangkat sebelah. " Aku, taknak masuk campur. " pandangan dibawa berlalu sekilas kearah mereka. " —and Wendy, get ready. " pesan Eva dengan sengih sinisnya.

Berkerut-kerut dahi Wendy menahan sakit didada. Sungguh, dia sakit. Simpati yang diinginkan kecundang ke tanah. Memori bersama mereke perlahan-lahan berlayar. Kenapa ? Ak- aku nak bahagia je. Tapi kenapa ?

Ok, drama.

Bahu Wendy ditepuk-tepuk bagai menyalurkan semangat. " Semoga anda tabah wahai sahabat. " ujar Qas dengan riak sedih yang dibuat-buat. Wendy yang tersedar akan sesuatu pantas berpaling kearah Qas.

" Hahh Qas, asal tak kau je yang ganti tempat aku? " cadang Wendy yang lebih kepada meminta. Kepalanya terangguk-angguk meminta agar Qas bersetuju dengan cadangannya itu tadi. Wajah berharap dipamerkan.

" Aku? Hehh. " Qas tertawa kecil. " Korang tahu tak apa harapan aku bila sampai sini? " tanya Qas bersama kening yang terangkat sebelah.

Masing-masing mengerutkan dahi hairan. Tiber. Fikir game TOD ke nak main tanya-tanya bagai ni?

" Harapan yang kau akan semakin tinggi? " balas Wendy dengan tawa acah lawaknya. Namun seperti biasa, hanya angin sempoi-sempoi bahasa yang menemani tawanya.

[C] Dear Knight Where stories live. Discover now