PLEASE VOTE AND COMMENT
(Update sepagi ini karena lagi bahagia, wkwkwk)
Semenjak mengenal Wira, baru kali ini Sakura menginjakkan kaki dirumah keluarga Wira. Halamannya tak terlalu luas. Namun sangat asri, karena dipenuhi dengan tanaman hijau dan juga beberapa jenis bunga. Kalau siang hari, pasti lebih indah dipandang.
"Menantu kesayangan Ibu udah datang." Ibu langsung memeluk Sakura. Sedangkan Wira menyalami kedua orang tuanya.
"Gimana keadaan kalian? Sehat kan?" Tanya Ibu.
"Sehat, Bu."
"Kalian dari kampus langsung kesini?" Tanya Ayah begitu melihag pakaian Sakura dan Wira.
"Iya, Yah." Jawab Sakura.
"Pasti lapar kan? Yuk makan, Ibu udah masakin tuh didalam." Ajak Ibu dengan ramah.
Suasana makan malam begitu hangat. Diisi dengan obrolan ringan tentang rumah tangga, pekerjaan, hingga....
"Ibu gimana kondisinya? Rajin kontrol kan?" Pertanyaan Wira membuat Sakura melirik ibu mertuanya.
Ibu tersenyum, "Ibu rajin kontrol kok. Ibu kan mau sembuh, biar bisa momong cucu dari kalian." Hati Sakura meringis mendengar itu. Jauh dalam lubuk hatinya ia ingin mewujudkan keinginan Ibu untuk memiliki cucu. Namun, disisi lain, ia merasa impian Ibu belum bisa terealisasi cepat, alasannya Pak Wira itu gay.
"Ibu pasti sembuh. Ibu pasti bisa momong cucu dari kita berdua." Kata Sakura dengan yakin. Hal itu membuat Wira mengerjab. Panca indranya tak salah dengar bukan? Sakura ingin memberikan Ibu cucu, itu artinya dia dan Wira harus melakukan itu.
"Memangnya kalian sedang dalam program hamil?" Sakura langsung terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Ibu. Jangankan program hamil, disentuh lebih dari ciuman dari Wira ajah belum.
"Enggak kok, Bu." Jawab Wira setelah memberikan minum untuk Sakura.
"Menurut Ibu, ada baiknya setelah Sakura selesai skripsi baru kalian program punya anak. Ibu takut pikiran Sakura terbagi, dan membuat dia terbebani. Tapi, itu sih tergantung kalian berdua saja." Kata Ibu.
"Sa, anak Ayah kalau diranjang gimana?" Ayah yang sedari tadi lebih memilih diam tiba-tiba bertanya. Sekali bertanya, sukses membuat pasangan muda itu gelagapan.
"Selama kalian melakukan itu, Wira gak pernah paksain kamu kan?" Tambah Ibu. Makin membuat Sakura dan Wira gelagapan.
"Bu jangan bahas begitu." Ucap Wira pelan.
"Aihh.. pasangan muda masih malu-malu." Goda Ayah. Jahil banget sih mertua Sakura.
"Malam ini kalian nginap disini yah?" Pinta Ibu.
"Besok aku kerja, Bu." Secara tidak langsung Wira sedang menolak permintaan Ibunya dengan lembut.
"Kan pakaian kamu masih ada dikamar. Pakai itu ajah." Benar juga kata Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahin Dosen
RomanceSakura Bramanta tidak pernah menyangka dirinya akan dijodohkan dengan dosennya sendiri, Wiradharma Wijaksana, atau yang lebih sering dipanggil Pak Wira. Sejak awal Sakura selalu menduga jika dosennya ini seorang gay. Terus Sakura harus nikah sama ga...