PLEASE VOTE AND COMMENT
Akhirnya acara resepsi selesai juga. Sakura tersenyum lega. Sekarang dirinya bisa tidur. Ngantuk plus capek coy.
"Kamu mau langsung tidur?" Tanya Wira.
"Iya. Saya capek banget." Jawab Sakura.
Beruntung sebelum ia ke kamar, para perias sudah membersihkan make up dan menggerai rambutnya. Baju pengantin juga sudah ia lepas. Sekarang tinggal mandi dan keramas saja.
"Padahal saya mau tagih utang."
Pikiran Sakura langsung melayang membayangkan Pak Jeremy. Pasti Pak Wira mau menemui Pak Jeremy sekarang. Pakai alasan hutang lagi. Alah! Alesan.
"Pergi ajah Pak." Ucap Sakura kemudian ia berlalu ke kamar mandi, meninggalkan Wira sendiri.
Padahal maksud Wira itu lain. Ia mau menagih hutang terkait dengan 'malam pertama' mereka.
Gairah yang sudah ia tahan sejak beberapa waktu lalu terpaksa harus ia tahan lagi. Sakura terlihat kecapean. Ia tak mau menyakiti ataupun memaksa Sakura. Lebih baik ia tidur saja.
Lebih dari setengah jam Sakura menghabiskan waktu untuk membersihkan dirinya. Setelah dirasa sudah selesai, Sakura keluar dengan bathrobe yang membalut tubuhnya serta handuk yang melilit di rambutnya.
Nafas Wira seketika jadi naik turun melihat penampilan istrinya itu. Mata Wira bisa melihat belahan bukit kembar Sakura. Sial! Apakah Sakura tidak memakai apa-apa di balik bathrobe itu?! Biar bagaimana pun juga ia adalah laki-laki normal.
"Lho, saya pikir Bapak sudah pergi." Kaget Sakura begitu melihat Wira sudah terbaring diatas tempat tidur.
"Pergi kemana?" Bingung Wira.
"Tagih utang lah."
Sakura ini bodoh atau bagaimana sih?! Maksudnya itu lain. Bukan menagih hutang secara harafiah. Aduhh. Wira jadi gemas sendiri.
"Gak jadi?" Tanya Sakura sambil berjalan ke arah lemari, mengambil tas yang berisi pakaian-pakaiannya.
"Pak Jeremy udah pulang yah?" Tebak Sakura yang otomatis membuat Wira merasa kaget sekaligus bingung.
"Kenapa tanyain Jeremy?" Tanpa sadar, nada bicara Wira menjadi ketus.
Sakura hanya menatap Wira sejenak kemudia tertawa geli. "Kan itu pacar Bapak." Batin Sakura.
"Kamu su...."
"APA-APAAN INI?!!!!" Belum sempat Wira selesai bicara, Sakura sudah berteriak. Sontak Wira langsung menutup telinga.
Dengan gerakan cepat Wira menghampiri Sakura. "Kamu kenapa?" Paniknya.
Sakura hanya menatap Wira sebentar kemudian mengalihkan tatapannya kedalam isi tas. Wira mengikuti arah pandang Sakura. Tas yang terbuka lebar membuatnya dapat melihat dengan jelas apa isi tas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahin Dosen
RomantikSakura Bramanta tidak pernah menyangka dirinya akan dijodohkan dengan dosennya sendiri, Wiradharma Wijaksana, atau yang lebih sering dipanggil Pak Wira. Sejak awal Sakura selalu menduga jika dosennya ini seorang gay. Terus Sakura harus nikah sama ga...