PLEASE VOTE AND COMMENT
Usia Ara sekarang sudah hampir 2 tahun. Ngomongnya udah mulai jelas. Cerewetnya minta ampun. Ehm.. sebenarnya bukan cerewet sih, tapi rasa ingin tahunya itu tinggi. Jadi ketika dia penasaran, maka dia akan bertanya sampai ia merasa puas. Hal itu, tentu saja membuat Bundanya harus ekstra sabar dan memutar otak demi menjawab pertanyaan si anak.
"Ayah, makin ke sini, Ara makin mirip kamu deh." Celetuk Sakura.
"Ya dia kan anak Mas, Bun." Sahut Wira sambil membaringkan tubuhnya di samping sang istri. Setelah Wira sudah ada di sampingnya, maka Sakura langsung mendusel ke ceruk leher Wira.
"Rasa ingin tahunya tinggi kayak Mas. Semua yang dia baru pernah dia lihat, pasti dia tanya. Sampai aku bingung jawabnya, Mas." Curhat Sakura.
Wira berbalik menghadap Sakura. Dia tertawa begitu melihat wajah istrinya yang kelihatan sendu tapi menggemaskan. "Emang tadi dia tanya apa, hm?"
"Masa yah Mas, Ara tiba-tiba bilang pengen punya adek." Sakura pun menceritakan kejadian tadi siang di saat anaknya datang dan mengatakan ingin punya adik sekarang. Ya kali sekarang? Butuh protes kali! Harus dibuat dulu, terjadi pembuahan, sel sperma menembus sel telur, pembentukan, baru deh jadi bayi. Itu pun harus dikandung selama 9 bulan. Sakura jadi curiga pasti kedua adiknya yang meracuni Ara seperti ini.
"Terus Bunda jawab apa sama Ara?" Tanya Wira.
"Ya aku bilang, gak bisa sekarang. Adik bayi itu harus dibuat dulu." Jawab Sakura dengan polosnya. "Terus Mas tahu gak apa respons Ara?" Tentu saja Wira menggeleng.
"Dia merengek minta ke Indomaret Mas. Katanya mau beli adek bayi." Jawaban Sakura sontak membuat Wira tertawa ngakak. Dasar anak kecil.
"Yaudah Mas aku kasih dia pemahaman kalau adek bayi itu gak bisa dibeli. Itu adalah hadiah dari Tuhan." Sakura juga menambahkan bahwa jika Tuhan sudah memberi hadiah, maka adik bayi akan tumbuh di perutnya.
"Terus apa kata dia?" Wira seolah paham jika anaknya itu akan terus bertanya.
"Dia tanya, kenapa cuman di perut aku, kenapa gak di perut Mas juga, kan lumayan bisa dapat 2 adek. Dia pikir ini beli gratis satu dapat satu kali yah Mas?" Lagi-lagi Wira tertawa dengan ucapan Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahin Dosen
RomanceSakura Bramanta tidak pernah menyangka dirinya akan dijodohkan dengan dosennya sendiri, Wiradharma Wijaksana, atau yang lebih sering dipanggil Pak Wira. Sejak awal Sakura selalu menduga jika dosennya ini seorang gay. Terus Sakura harus nikah sama ga...