Sakura Bramanta tidak pernah menyangka dirinya akan dijodohkan dengan dosennya sendiri, Wiradharma Wijaksana, atau yang lebih sering dipanggil Pak Wira. Sejak awal Sakura selalu menduga jika dosennya ini seorang gay. Terus Sakura harus nikah sama ga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beberapa hari lagi pernikahannya akan digelar. Itu artinya dalam beberapa hari lagi Sakura akan menjadi istri Pak Wira, dosennya sendiri. Dosen yang ia duga mengalami penyimpangan seksual. Sakura sangat frustasi dibuatnya.
"Udah deh Kur, mau apa juga lo tetep nikah sama dia." Celetuk Chanie.
"Gak masalah kalau dia gay. Tinggal lo godain aja. Pasti dia normal lagi." Tambah Hansel.
Keberadaan Chanie dan Hansel sama sekali tak membantu mengurangi kefrustasian Sakura. Malahan Sakura tambah frustasi. "Emangnya lo pikir balikin cowo gay jadi normal itu gampang, hah?" Tanya Sakura frustasi.
"Tinggal lo godain aja. Misalnya nih yah, lo pakai baju seksi. Gak usah pakai bra, biar bikin dia penasaran." Usul Hansel yang langsung mendapat pelototan dari Sakura. "Lo gila?!" Teriak Sakura.
Sakura menatap nanar kedua sahabatnya yang sedang berbaring di tempat tidurnya. "Lo berdua bisa kasih ide yang gak liar gak sih?"
"Maksud lo dengan kata liar itu apa yah?" Tanya Chanie.
Arrgghh! Sakura bingung menjelaskannya. Kapasitas otak sahabatnya berapa sih? Masa gak ngerti apa yang ia maksud dengan liar. "Itu.. gak pakai bra. Terus godain dia. Itu liar banget."
Ucapan Sakura mengudang gelak tawa dari Chanie dan Hansel. "Aduhh kura-kura. Kalau udah nikah mah bebas. Mau lo bugil sekalipun, gak masalah. Justru dengan begitu lo bisa godain dia biar dia tinggalin pasangan gaynya, dan berubah jadi normal." Ucap Chanie santai.
"Kalau dia udah tinggalin Pak Jeremy, terus?"
"Itu artinya lo sukses besar. Lo bisa kasih kita ponakan yang lucu-lucu." Jawab Chanie dengan berbinar-binar. Berbeda dengan Sakura yang menatap mereka dengan horor. Hansel yakin sebentar lagi suara lekingan Sakura akan keluar. Sebagai antisipasi, Hansel sudah menutup telinganya dengan bantal.
"CHANIE! LO PIKIR BUAT PONAKAN ITU GAMPANG?!!!" Tuh kan benar.
TOK! TOK! TOK!
"Kakak jangan teriak. Telinga adek sakit." Itu suara Lily dari balik pintu.
"Gampang kak. Nanti Dodo ajarin deh." Astaga! Itu suara Dodo. Masih kecil udah mesum.
Sakura tak peduli dengan sekitarnya. Ia butuh air sekarang. Dengan agak kasar, Sakura membuka pintu kamarnya. Berjalan menuju dapur dan langsung meneguk segelas air. Tak habis pikir bagaimana ia bisa bersahabat dengan dua makhluk itu.
"Kak, calon suaminya datang." Teriak Lily. Sontak saja Sakura dibuat kaget. Sosok manusia yang sedari tadi memenuhi pikirannya kini ada dihadapanya. Entah mengapa imajinasi Sakura mulai menjadi liar. Membayangkan bagaimana sensualnya dirinya dihadapan Wira tanpa sehelai benang pin, persis seperti yang dikatakan Hansel barusan. Wajah Sakura seketika memanas.